Part 38

1.1K 32 2
                                        

Masih Author ya.

Saat ini Alvin sedang bersama Iel dan Cakka, tepatnya di rumah Iel.

"Kayaknya ada masalah nih sohib kita." Ucap Iel sambil melirik Cakka.

"Ia betul banget, biasa Sohib kita ini nemuin kita kalo lagi ada masalah aja Yel." Sambung Cakka, membuat Alvin sangat kesal sekali pada kedua sahabatnya itu.

"Lu berdua bukannya ngehibur Gue malah kayak gini. Nyesel Gue." Alvin marah-marah membuat keduanya tertawa senang.

"Yaudah gimana Gue mau ngehibur Lu, kalo misal Lu aja belum ngasih tau masalah Lu apa Vin." Kata Cakka diikuti anggukan dari Iel.

Langsung saja Alvin menceritakan masalah yang sedang terjadi pada rumah tangganya dengan Ify yang kian memburuk.

Tiba-tiba datanglah Rio sambil mengucapkan salam.

"Eh cowok sialan." Alvin hendak memukul Rio namun ditahan oleh kedua sahabatnya.

"Kenapa ya?" Tanya Rio dengan bingung, ia tidak tau menahu kenapa Alvin tiba-tiba ingin memukulnya.

"Jangan apa-apain Rio." Semua orang menatap ke arah Via yang tiba-tiba datang. "Dia tamu Via, Via yang undang dia kesini." Ucap Via. Iel seakan meminta jawaban lebih.

"Rio lah yang akan menjelaskan kepada kak Alvin." Kata Via. Iel menganggukan kepala mengerti, dengan apa yang Istrinya jelaskan lantas meminta Rio agar ikut duduk bersama mereka.

"Sekarang Lu jelasin." Kata Iel pada Rio. Pria itu menganggukan kepalanya.

"Baiklah, Vin kata Via Lu salah paham. Gue diberi tahu oleh Via bahwa hubungan Lu dengan Ify merenggang gara-gara Lu dapet poto Gue sama Ify kan?"

"Lu salah paham Vin, didalam poto itu emang kelihatan kalo Gue seakan lagi mencium Ify. Padahal salah besar, Gue cuma ngelap hidung Ify yang belepotan gara-gara nyuap eskrim sambil ngelamun. Pasti Lu taukan kebiasaan Ify saat menyuap eskrim kayak gimana. Gue harap Lu ngerti dengan apa yang Gue jelasin Vin. Kesian Ify Vin." Ujar Rio sambil memandang Alvin. Alvin terlihat bersalah.

"Tapi, kenapa Lu ngajakin Istri Gue ketemu Yo?" Heran pria itu.

"Ya maaf, waktu itu Gue diminta Shilla buat nemuin Ify, Gue juga gak tau maksud Shilla apa?" Jawab Rio dengan serius, tidak terdapat aura kebohongan.

"Serius amat sih, gini aja siapa nih yang mau anter Via beli makanan." Tanya Via, karena persedian cemilan nya tidak ada.

"Gue aja sendiri Vi. Kalo Lu ikut siapa yang bakal jagain sikembar." Kata Cakka, pria itu menawarkan diri, sebab dipembicaraan pun Cakka tak terlalu berarti lebih baik ia membeli makanan.

"Oh gapapa nih kak."

"Ada butuhnya baru manggil kakak," Cakka mendengus sebal, Via hanya tertawa kecil. Lalu tangis sikembar dari kamarnya terdengar jelas.

"Udah sono beli makanan." Sahut Iel.

"Iya-iya." Cakka pun menerima uang dari Via, lalu ia tolak karena ia lebih memilih memakai uangnya sendiri.

Setelah Cakka pergi, Via langsung pergi menemui bayinya yang sedang menangis, sedangkan para pria melanjutkan obrolan mereka.

"Jadi Shilla yang nyuruh Lu Yo? Apa dia juga yang ngirim Potonya ke Gue." Kata Alvin, pria itu masih belum percaya, Shilla setega ini padanya.

"Iya dia nyuruh Gue, tapi kalo masalah ngirim poto Gue gak tau sama sekali."

"Nih ya hari pas Lu ketemu Ify, Gue ditelpon sama Shilla buat ketemu sama dia. Tapi ya Gue nolak soalnya Gue lagi dipusingin sama keuangan perusahaan Gue yang memburuk." Alvin menjelaskan.

Kamulah TakdirKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang