Maaf typo bertebaran, Happy reading ya guys☺
---
Sekarang pukul 05 pagi takbiran semakin ramai saling bersahut- sahutan dimasjid.
Aku tengah bersiap mengenakan gamis, Sedang Suamiku Alvin? Ah pria itu sudah siap sedari tadi.
"Lama kamu." Cibir nya, pria itu tengah memainkan handphone. Apakah ia akan update status? Ah lebay sekali sih sudah punya Istri juga kecuali yang masih remaja.
"Biarin masih jam segini kak. " Ucapku.
"Jangan begitulah kalau kamu lihat Mamah sudah rapih pasti." Aku cemberut.
"Kak, Shill." Belum juga aku menyelesaikan pembicaraan eh kak Alvin sudah memotong nya, rasanya ingin menabok saja.
"Jangan bicarakan orang lain tidaklah baik." Katanya dengan tegas. Aku mendecih'cih.
"Hus tidak baik kepada ku seperti itu, kau adalah tanggung jawabku seharusnya kau menghormati ku, kau mengerti?"
"Baiklah kak, maafkan aku."
Ah aku lupa kan di rumah ini juga ada Ayah, aku harus menemuinya."Anakku, rupanya kau menemui Ayah juga?." Tanya Ayah.
"Iya Yah bagaimana Yah apakah Ayah sudah rapih."
"Apakah kamu tidak melihat penampilan ku? Aku sudah rapih putriku aku hanya belum merapihkan rambut, ah kurasa engkau yang belum rapih." Ayah memperhatikan aku dari atas sampai bawah.
"Rupanya kau mengenakan gamis, terlihat cantiknya." Pujinya, oh Ayah ayolah sudah berapa lama Ayah dengan ku masa aku berpenampilan cantik setiap hari Ayah tidak memuji ku.
"Loh menantuku kenapa belum siap?." Datanglah Mamah pada kami,
"Hehe belum Mah, yasudah Ify mau pakai kerudung dulu ya." Kata ku setelah disetujui oleh Mamah mertua aku langsung berencana akan kekamar.
Aku kembali kekamar, rupanya kak Alvin sudah tidak ada dikamar, kemana perginya pria itu. Ah sudah lah lebih baik aku pakai kerudung dulu baru kucari dia. Lagi pula dia kan bukan anak kecil lagi yang tak perlu kucari cari. Emangnya kak Alvin bisa hilang? Bisa? Kalau ditelan bumi.
Aku menyusuri anak tangga aku mencari kak Alvin tidak ada uh pasti ia sedang bersama Shilla. Siapa lagi? Kalau bukan Shilla. Adik nya itu.
"Tuh kan benar." Batin ku. Aku melihat kak Alvin dengan Shilla sedang berbincang, memang sih sudah ada Ayah, Papah, Mamah bahkan Rio? Oh Rio, kenapa dia tidak menarik lengan Shilla agar menjauh dari jangkauan Suamiku sih? Dia memang terlihat sudah tidak peduli.
Aku datang semua menatap ku, termasuk 2 manusia yang sedang berbincang itu. Mereka itu mengesalkan.
"Sini." Aku disuruh duduk dekat dengan kak Alvin. Baiklah aku akan menuruti nya.
Setelah aku duduk mereka melanjutkan perbincangannya, aku dibelakangi oleh tubuh kokoh Suamiku. Memang, posisinya itu ditengah tengah aku dan Shilla.
"Menyebalkan." Gumamku.
"Ayo kita kemasjid." Kata Mamah, ah inilah yang kutunggu-tunggu dari tadi kek pergi kemasjidnya. Aku kan malas dikacangin kek gini sama kak Alvin.
Aku langsung berdiri saja sudah ancang-ancang ingin segera pergi.
"Lihatlah Alvin, istrimu sudah ancang ancang akan pergi kamu jangan ngobrol terus, ayo." Ajak Mamah padanya. Hahaha aku tertawa puas, emangnya enak kalian.
Aku menahan tawa namun sebisa mungkin aku menutup mulutku ini. Bisa habis harga diriku didepan mereka semua kalau aku mentertawakan Suamiku sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah TakdirKu
Random[CERITA LENGKAP] [Jangan lupa follow me] Hubungan yang bertahan lama itu bukan menjadi jaminan kebahagiaan. Begitupun dengan hubungan Alyssa dan Rio. Mereka berpacaran cukup lama namun perlahan sikap Rio berubah. Alyssa merindukan Rio yang dul...