Part 33

485 27 7
                                        

"Iya sumpah anak ini mudah sekali di bohongin." Tunjuk Cakka pada Via dengan suara yang sangat pelan sekali namun Via sangat jelas mendengar suara nya.

"Apa sih kakak, kakak jangan begitu dong!! Kak Iel kan sahabat kakak." Lagi-lagi Via membela Iel, namun entah mengapa untuk kali ini nada nya kurang yakin. "Apa benar yang dikatakan Kak Cakka itu benar adanya?" Batin Via.

Sivia tampak selalu membela sang Suami membuat semua yang ada di hadapan nya tercengang melihat nya. Termasuk aku sebagai sahabat nya, walau aku tahu Via itu polos tapi tidak untuk seperti ini juga. Apakah sebegitu percaya nya Via pada suami nya? Ah terlalu percaya nanti dikhianati.

Aku pun mengalihkan pembicaraan Sivia yang sedang berbicara kepada Cakka tentang kak Iel.

"Ah sikembar lucu sekali." Pokus yang awal nya kepada Via kini berganti kepada si kembar yang lucu. Ah aku berhasil mengalihkan pokus. Bagus lah, setidak nya sahabat ku tidak diperhatikan sebegitu detailnya. Iba aku melihat nya ia tampak risih.

"Iya semua yang di katakan Cakka itu benar adanya ketika aku sedang jalan bersama Iel dan Alvin. Aku melihat Iel tampak memuji wanita. Katanya, lebih cantik dari mu Vi." Ujar kak Alvin.

Fokus yang awal nya sudah teralihkan kini kembali lagi. Dan semua ini gara gara Suamiku, Alvin. Rupanya ia ingin bermain-main dengan ku.

Aku mengkode Suamiku agar tidak berbicara mengenai kejelekan Iel takut Sivia sakit. Aku khawatir kepada si kembar yang akan tertular. Kumohon mengertilah Kak Alvin.

Nampak Kak Alvin mengerti dengan kode yang aku berikan. Ia tidak lagi berbicara perihal Kak Iel, namun tiba- tiba.

"Kak Alvin,  kak Iel kenapa sih?" Tanya Via sambil mengernyitkan kening nya. Bahaya!! Seperti nya Via mulai percaya dengan apa yang di katakan Suami ku.

"Sudah lah Vi, biarkan saja dia seperti itu."

Aku khawatir dengan Sivia, aku sebenarnya juga takut kalau benar Kak Iel itu seperti apa yang dikatakan Kak Cakka. Bisa-bisa Sivia sakit hati dan akhirnya kepikiran aku tidak bisa hal itu terjadi kepada sahabat ku.

*

1 jam sudah berlalu aku kembali berada di rumah ku bersama dengan Kak Alvin. Aku melihat Kak Alvin membaringkan tubuh nya di ranjang, jelas terlihat bahwa kak Alvin lelah.

"Kak," tanya ku pada nya.

"Ada apa?" Tanya kak Alvin, ia seperti kesal pada ku. Aku heran kepada nya kenapa sih semenjak ada Shilla dia jadi seperti itu. Apa karena Shilla itu adik angkat nya? Tapi aku ini Istri nya. Bahkam Shilla telah mengecewakan nya. Tapi aku?.

"Apakah Kak Iel benar seperti yang dikatakan Kak Cakka?" Tanya ku, ia mengernyitkan dahi nya.

"Apa urusan mu?"

"Aku hanya ingin tahu, bagaimana pun Sivia adalah sahabatku kalau dia tahu kelakuan Kak Iel seperti itu diluar sana pasti dia kepikiran Kak." Perkataan ku seperti angin lalu bagi nya. Aku tidak dianggap bahkan ia membuang wajah nya dari pandangan ku. Keterlaluan.

"Kak kumohon kali ini saja, katakan padaku. Jangan bela sahabat mu itu kalau dia begitu aku akan mencegah Sivia mengetahuinya." Ucapku, bahkan aku mensejajarkan tubuh ku dengan nya, ia perlahan menjaga jarak dengan ku.

"Kamu kenapa sih?!!!!" Bentak ku pada nya. Kesabaran ku habis! Cukup sampai disini aku sabar menghadapi nya.

"Kenapa kamu membentak ku!!HAH" apakah seperti ini sifat mu sebenarnya.

Tes, air mata menetes dari pelupuk mata ku, sungguh sakit. Begitu jahat nya ia balik membentak ku.

"Aku ini heran sama sifat kamu." Ucap ku, sangat pelan bahkan terasa lirih.

"Maaf,"

"Untuk apa kamu minta maaf?" Aku sungguh kesal dengan sifat nya.

"Sudah kah kau puas? Hah?" Air mata ku lagi-lagiterjatuh.

"Jangan, jangan." Kak Alvin menyentuh kepalanya, kemudian ia menggeleng geleng kan kepala nya. Kekanan dan kekiri.

"Ada apa? Kau kenapa?" Ucapku, aku menyentuh kedua bahu nya.

"Jangan menangis! Kumohon jangan menangis!!" Raung nya dengan suara yang sangat keras.

"Kenapa ? Bukan kah kau suka melihat aku menangis?hah?" Aku berteriak dengan sangat keras.

"Ingin sampai kapan kamu menangis seperti ini hah? Sampai kapan?" Kak Alvin malah balik berteriak di dekat telinga ku. Rasanya oh gendang telinga ini pecah.

"Kamu jahat kak jahat, awal kamu bilang tidak akan pernah menyakiti aku. Awal kau bilang aku ini akan selalu bahagia!!lalu ini apa Kak ini apa hah? Apa?" Aku sudah tidak bertenaga.

"Maksud kamu apa?" Tanya nya dengan melunak.

"Kenapa kamu berubah? Sejak ada Shilla kamu jadi seperti ini kak kenapa?, kau tau Shilla seperti perusak rumah tangga kita."

Brakkkkkkk

Ia memukul meja di hadapan nya dengan keras, hingga kulihat lengan nya memerah. Sebegitu kuatnya kah ia? Hahah.

"Kenapa? Ucapan ku benar kan?" Aku bukan nya takut, tapi aku malah mendekati nya dan terlihat menantang nya. Hahah biarkan kali ini aku terlihat kuat dihadapan nya, ia pikir aku akan selalu menangis.

"Keterlaluan." Desis nya dengan sangat tajam,

"Hahah kenapa kau terlihat membela nya." Tanya ku, lirikan ku padanya tajam bahkan sangat tajam.

"Dia adalah Shilla adikku!!, kau jangan coba-coba untuk berkata yang tidak pantas untuk adikku!!"

"Hah? Sebegitu nya kamu membela nya? Dia hanya adik angkat orang tua mu bukan adik kandung mu, dan hanya satu hal yamg ingin aku kata kan padamu, dengar baik baik bahwa ia mencintai mu kak." Kataku, ku menutup mata ku tak ingin melihat tatapan tajam itu.

"Oh aku tahu sekarang, mengapa kau begitu membenci Shilla. Kamu cemburu sama Shilla? Hahaha lucu kamu."

Hahah lucu sekali kamu kak, kamu berbicara semudah itu. Perasaan ku ini kau anggap apa kak? Hah? Kau anggap apa? Dimana suamiku yang dulu menganggapku? Dimana Alvin suami ku? Dimana?.

Ia kemudian berjalan hendak keluar,

"Haha, kalau begitu kamu ceraikan aku saat ini juga." Kata ku, oh tidak aku mengatakan sesuatu yang fatal.

Ia menoleh kepada ku, dan menggeleng-geleng kan kepala nya.

"Tidak, aku tidak akan menceraikan kamu. Aku mencintai mu Fy, sangat mencintai mu kumohon jangan berkata begitu lagi, kumohon." Teriak nya, kemudian ia memelukku. Tangisan ku tumpah pada diri nya.

***

Aku sangat sayang padamu,
Aku sangat cinta kamu,
Kumohon, jangan berkata begitu lagi ya. Kumohon.

Kamulah TakdirKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang