Part 32

475 25 2
                                    

Kami masih berada di rumah nya Sivia, tawa canda masih menggelegar disini. Tidak peduli sikembar yang sudah tertidur pulas.

"Ayo, kalau mau ngobrol jangan disini. Kesian anak nya Via baru bisa tidur setelah tadi mewek gara-gara kita berisik." Ujar Suamiku.

"Kita? Elo aja kali. Gue sih engga." Ah si Kak Cakka ini seperti anak -anak remaja saja. Sadar kak, sadar.

"Lo berdua ribut lagi, nih." Kak Iel menunjuk Vas bunga kaca yang tepat berada disampingnya.

"Wah, abang Iel baik deh." Setelah mengucapkan itu Kak Cakka langsung keluar dari kamar. Entah pergi kemana pria itu.

"Kemana itu cicak?." Tanya Agni, membuat semua menoleh padanya.

"Ini nih yang dinamakan songong." Cetus Sivia.

"Elah kayak sendirinya tidak pernah berceloteh aja sih." Sahut Agni, Sivia terdiam.

"Via pernah bertingkah songong dibelakang gue Ni?" Tanya Iel pada Agni. Sedang Via? Ah sudah seperti mayat hidup yang bibirnya langsung memutih. Pucat pasi.

"What? Lo gak tau kak?." Tanya Agni.

"Belum, memang nya ada apa Ni? Kasih tau gue sekarang."

Agni menggerakan dagunya kearah Sivia yang sedari tadi mematung.

"Biarin dia mah Ni, ayo cerita."

"Nunggu Via setuju dulu." Seringai Agni, wanita itu kini tengah menahan senyum jahil nya.

Terlihat Sivia menunduk, ah aku tau apa yang Via takutkan.

"Apa sih kalian bicara apasih? Aku mah gak pernah songong dibelakang kamu yang." Sahut Sivia tiba tiba membuat semua menatap nya.

"Masa sih Vi? Yakin ngomong kayak gitu?" Agni terus saja memojokkan Via.

Diam-diam Via mengedipkan sebelah matanya kearah Agni berharap Agni diam tak berceloteh.

"Apa sih Vi? Kok mata nya dikedipin gitu? Kelilipan?." Agni menahan tawa setelah berbicara seperti itu.

Menghentakan kakinya kebawah, lantas Via pergi keluar meninggalkan kami yang sedang memperhatikan nya.

"Hayo Via nya ngambek, kamu sih Ni di godain mulu." Aku berbicara membuat Agni mendelik kearah ku.

"Biarin Via yang memulai duluan Fy."

"Ni, jangan keluar dulu kasih tau dulu Via kayak gimana?" Kak Iel mencegah Agni yang akan keluar.

"Nanti aja kakak nanya sama Via nya langsung," selepas itu Agni keluar.

Kini, yang ada diruangan ini aku, Kak Alvin, Kak Iel dan sikembar yang sudah tertidur.

"Gue pengen nyari Via dulu Vin, lu berdua jagain sikembar ya." Kak Iel berlalu begitu saja membuat aku dan Suamiku saling menoleh.

"Yelll tunggu!!!" Kak Alvin berteriak memanggil sahabatnya itu, aku hanya mengendikan bahu lalu berjalan kearah sikembar yang tengah tertidur pulas.

"Lo jangan keluar Vin, awas kalo keluar." Dengan seenak nya Kak Iel mengancam suamiku. Ah kalau saja ia bukan Suami dari sahabat ku sudah pasti akan kujadikan bakso lalu kubuang dipadang yang luas dan sepi agar tak ada satupun yang menemukan nya.

"Kakak, kemari lah." Ku panggil Suamiku agar mendekat kearah ku, ia menganggukan kepala nya lalu berjalan mendekat.

"Kamu kenapa tidak keluar saja? Ikut dengan sahabatmu?" Tanya Kak Alvin dengan menunjukan wajah masam nya. Ah aku sudah terbiasa semenjak kejadian itu.

Kamulah TakdirKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang