Part 35

435 21 0
                                        

Saat ini kami sedang berada di pantai Lombok, kami berlibur ketempat ini. Aku ingin sekali mengunjungi Lombok sedari masa putih abu-abu dan baru kesampaian sekarang.

Hanya aku, Kak Alvin, Ayah, Papah, Mamah, Shilla serta Rio.

"Kak, kesana yuk." Ajakku pada kak Alvin, pria itu mengangguk setuju sudah sekitar 2 jam lebih kami bermain air di pantai. Sangat mengasyikan. Kulupakan segala kesalahan dan masalah yang ada di Jakarta karena saat ini tepatnya untuk merilekskan pikiran.

"Ikut dong." Kata Shilla, Suamiku mengiyakan nya. Uh mengganggu saja.

Aku mengajak kak Alvin untuk duduk ditepian pantai setelah lelah bermain pasir, Shilla pun kembali lagi kejangkauan Orang tua kami, katanya dia tidak ingin menjadi nyamuk. Bagus dong kalau sadar.

"Sebentar lagi ada sunset ya, inilah impian ku sejak dulu. Menyaksikan sunset dipantai Lombok bersama pria yang aku sayang." Aku meletakan kepalaku dibahu kak Alvin, dan dengan sayangnya kak Alvin mengelus lembut kepalaku.

"Alhamdulillah ya, sekarang keinginanmu tercapai. Sungguh tidak ada yang membuat hatiku senyaman ini. Aku benar merasa nyaman dan rileks jika kamu senang yang."

Aku tidak pernah menyangka, kalau kak Alvin bisa berkata seperti ini, bahagia rasanya.

Beberapa menit kemudian matahari itupun mulai tenggelam menyisakan warna indah dilangit.

"Kak sunset itu indah banget ya kak." Teriakku dengan senang. Kupeluk erat pinggang suamiku.

"Benar dan indahnya seperti kamu, tapi tugas matahari seakan selesai ya."

Setelah bermanja ria dengan keindahan sunset dan berganti menjadi gelap. Aku dengannya berjalan menyusuri pesisir pantai dan akan segera kembali ke penginapan.

Sampailah kami dipenginapan yang tidak begitu mewah, sangat sederhana sekali.

"Kita makan malam dulu yuk, sudah ditunggu sama yang lain."

Aku menghampiri Orang tua dan yang lainnya, mereka rupanya sudah berkumpul, hidangan yang sederhana menjadi santapan kami. Namun aku tetap merasa bersyukur karena bisa dikelilingi oleh mereka yang kucinta.

***

Keesokan harinya aku bertemu dengan sahabatku.

"Agni," Ucapku dengan sangat senang.

"Apa?"

"Maaf ya, jangan marah dong." Ya aku sebenernya sudah merencanakan akan liburan bersama mereka. Namun benar aku sangat lupa mana mungkin aku meninggalkan mereka jika aku tidak lupa. Lagian pagi itu sudah sangat terburu-buru

"Yaudah, Gue gak marah kok."

"Via mana?"

"Dia gak mau ikut, kan kembar masih bayi." Iya juga sih, repot juga pastinya.

"Jadi Loe kesini cuma sama kak Cakka doang?" Aku melihat Suaminya yang tengah memainkan handphone.

"Yaudah kami kekamar dulu, cape cuy abis main aer, pen tidur."

"Emang kalian kapan nyampe sini?" Tanyaku,

"Tadi malam."

"Oh yaudah selamat beristirahat ya."
Uh dasar mereka ini padahal kan aku ingin mengajak mereka untuk bergabung. Ah tapi mereka pasti lelah.

Aku pun keluar untuk menyaksikan pantai yang memang tidak terlalu jauh dari penginapan.

Aku memandangi deburan ombak yang saling beradu.

"Akhirnya tercapai."

Ya aku memang ingin sekali ketempat ini bersama orang yang aku sayang. Terbukti kak Alvin dan juga Ayah serta mertua ku.

Aku pun mengabadikan diriku yang tengah melihat indahnya pemandangan, hingga akhirnya mataku ditutup entah oleh siapa itu. Aku pun mengenali aroma khas ternyata, Suamiku.

"Udah lah yang, jangan ditutup." Kataku dengan berusaha melepaskan cekalan tanganku dari nya.

"Ah kamu kok bisa tau sih? Gak seru ah." Ternyata memang benar kak Alvin Suami ku heheh.

"Yaiyalah bau kamu itu aku sangat hapal kak." Kami berdua pun tertawa.

"Kamu kok pagi banget udah keluar aja sih sayang, kamu tau gak sih aku tuh bingung cariin kamu kemana- mana."

"Heheh, abisnya aku tadi mau bangunin kamu tapi aku lihat kamu pules banget bobonya."

Ini kebahagiaan yang tiada tara, dimana aku merasa sangat bahagia bersamanya.

Aku pun menceritakan kalau ada Cakka dan juga Agni yang tengah tertidur.

"Benar tuh? Mereka ikutin kita?"

"Bukan ikutin juga sih kak, cuma aku pernah bilang heheh mau liburan kesini bareng mereka, tapi aku lupa hem."

"Udah gapapa kamu jangan sedih, yang penting mereka ada disini, tapi kok Iel sama Via gak ikut yang?" Tanya nya padaku.

"Kan si kembar masih bayi Kak." Kataku, kak Alvin menganggukan kepalanya.

Kami semua menikmati liburan ini, karena liburan ini juga aku beserta kak Alvin jadi lebih dekat dan jarang marahan. Tidak seperti di Jakarta, ada saja yang dipermasalahkan.

Seminggu telah berlalu, berbagai tempat wisata di Lombok telah kami kunjungi.

"Cepet banget ya liburan nya, gak kerasa kita udah mau balik aja ke Jakarta." Keluhku, karena aku masih sangat betah berada di sini, masih sangat nyaman.

"Ya lain kali kita kunjungi lagi tempat ini sayang." Kak Alvin langsung merangkulku dengan mesra. Ah kurasa pipiku memanas. Malu.

"Ya sudah bermesraannya lanjut lagi nanti, sekarang kita beres-beres barang bawaan. Jangan sampai ada yang tertinggal." Kata Papah.

Semuanya pun balik kekamar masing-masing untuk segera berkemas.

Agni dan Cakka pun ikut pulang ke Jakarta, katanya tidak enak kalau hanya berdua. Kurang ramai.

Hari ini pun hari terakhir di Lombok, sebelum pergi kebandara kami sempatkan membeli oleh-oleh.

Tbc

***

Kebahagiaan itu ketika kita bersama, kamu memberikan senyum terbaikmu untukku

Kamulah TakdirKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang