Hari ini adalah hari lebaran yang kedua, aku berniat untuk mengunjungi Sivia. Aku juga telah janjian dengan Agni, kurasa ia telah berada disana. Karena Agni itu orang yang selalu on time.
"Ayo kak, kakak sudah siap kan?." Tanya ku pada kak Alvin yang sedang duduk ditepi ranjang.
"Tenang aku udah siap kok? Ayo kita berangkat gak enak sama Via juga Iel." Ah aku senang aku dengannya sedang tidak bertengkar.
Kami berjalan keluar dari rumah lalu naik kedalam mobil yang sudah di siapkan oleh kak Alvin sedari tadi.
Dijalan, tidak ada percakapan yang berarti antara aku dengan nya. Kami hanya membicarakan hal yang tidak penting seperti jalanan yang macet, atau pedagang kaki lima yang ramai pembeli dan lain sebagai nya.
Sampai lah kami didepan rumah Sivia, tampak mobil kak Cakka yang kukenal. Agni sudah sampai terlebih dahulu, benar bukan?.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Aku dan suamiku dipersilahkan masuk, ah sungguh benar-benar berasa tamu.
"Eh sahabat ku sudah datang." Sapa Via, ia tengah makan kue.
"Minal aidzin walfaidzin ya Vi." Aku bersalaman dan cium pipi kanan kiri ke Via.
"Agni." Aku bersalaman dengan nya juga cium pipi kanan dan juga kiri.
Kami semua saling bersalaman, meminta maaf satu sama lain takut ada perasaan yang tersinggung atau lain sebagainya.
"Ayo dimakan kue nya." Via menyodorkan beberapa kaleng biskuit dan juga kue kue lebaran lainnya.
"Selow Vi." Kak Cakka mengambil beberapa kue tepat dihadapan nya.
"Laki lo maruk amat sih." Celetuk Iel, membuat Agni mengalihkan pandangan nya ke suami nya Via.
"Laki gue ini." Ujar Agni dengan wajah jutek nya.
"Udah udah jangan berantem baru tadi kita saling minta maaf masa sekarang udah marahan aja sih." Aku tidak suka melihat sahabat ku bertengkar.
"Bercanda aja kali Fy, Istri lo gak bisa diajak becanda Vin." Sahut kak Cakka yang sembari sibuk memakan kue.
Uhuk uhuk.
"Nah loh rasain tuh emang nya enak, lagian kalo makan itu makan aja gak usah bersuara." Jawab kak Alvin, laki- laki itu tertawa melihat kak Cakka yang tersedak kue.
"Sikembar kemana Vi?." Tanya ku pada Via, Via dan Agni sedang sibuk mentertawakan Cakka. Agni parah padahal Suami sendiri tapi kok malah di ketawain.
"Agni, Via, ke sikembar yuk." Ajak ku pada keduanya, aku kesal diabaikan terus.
"Agni Via!!!!!." Kali ini suara ku keras ternyata tidak hanya membuat Agni dan Via menoleh namun semua nya menoleh padaku. Malu.
Aku langsung tertunduk, ah aku malu. Bukan nya aku jaim tapi aku malu kalau kak Alvin di kata "Istri lo toa juga Vin, gue kira diem. Tau nya diem-diem menghanyutkan." Kan nanti Suamiku jadi ikut jelek namanya. Ah aku terlalu lebay.
"Yaudah ayo kekamar, eh guys kami bertiga kekamar ya, kalian disini aja jagain pintu ya." Ucap Via sambil mengajak ku dan Agni menuju kamarnya.
"Sialan banget lo Vi, lo pikir gue gogok lo suruh jagain pintu. Kalo aja lo bukan Istri nya sahabat gue, beuh udah gue cincang lo." Sungut Cakka berapi api, Via tidak menggubrisnya hanya saja Iel langsung melirik kearah nya dengan pandangan mematikan.
"Ampyun abang Iel ampyun, adik Cakka mintaa maaf." Cakka bergaya ala ala banc*, membuat semuanya bergidik jijik padanya.
"Idih naj*s banget gue sama lo Cakk." Suamiku bergidig.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah TakdirKu
Sonstiges[CERITA LENGKAP] [Jangan lupa follow me] Hubungan yang bertahan lama itu bukan menjadi jaminan kebahagiaan. Begitupun dengan hubungan Alyssa dan Rio. Mereka berpacaran cukup lama namun perlahan sikap Rio berubah. Alyssa merindukan Rio yang dul...