Part 26

457 26 3
                                    

Happy reading

------------

Masih didalam ruangan yang sama dan masih dalam konflik yang sama. Kapan selesai nya semua ini? Sudah bosan aku melihat drama Shilla dan suamiku sendiri. Sedangkan aku? Ah aku disini hanya menjadi penonton.

"Ayo dong kak kamu jujur kalau kamu adalah kekasih ku kak, ayo kak ayo katakan pada mereka." Ucap nenek sihir itu, pemaksa sekali dia dasar perempuan tidak tahu diri.

"Ada pula kamu yang jujur Shill. Tidak sepatut nya kamu mengatakan seperti itu." Shilla diam.

Ayo lanjut kan lagi drama nya ayo, sampai nenek sihir keluar dari area ini tak tahan aku melihat nya.

Apa yang akan dilakukan Shilla, dia berjalan menuju dapur dan kembali keruang keluarga dengan sebuah pisau yang terlihat sangat tajam.

"Jika kakak tidak mengaku bahwa aku adalah kekasih mu, aku akan memotong urat nadi ini dihadapan kalian semua agar kalian paham bahwa aku tidak berdusta."

Pisau itu ia letakan dekat nadi nya dengan tatapan berharap kak Alvin akan menghentikan nya.

"Katakan." Shilla berteriak karena kak Alvin tidak kunjung mencegah nya seperti nya sudah terlihat bahwa siapa disini yang benar dan salah.

Aku tersenyum senang melihat drama dihadapanku yang akan mencapai klimaks, apakah Shilla akan benar bunuh diri? Ah kurasa ia hanya menipu kami.

"HENTIKAN."

Kami semua menoleh dan ternyata itu adalah Mamah dan Papah mertua ku.

Shilla menjatuhkan pisau nya dan menatap pilu kedua orang tua yang telah mengurus nya.

"Shilla."

Mamah berlari hendak memeluk Shilla namun Shilla perlahan mundur kebelakang.

"Shilla ini Mamah nak." Mamah mertua ku meneteskan air mata nya ia terlihat amat rindu dengan Shilla,

"Ma..mamah." Shilla akhirnya berhambur dipelukan Mamah mertua ku, seperti nya mereka saling menyayangi.

Papah mertuaku berjalan mendekat kearah ku kemudian bertanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi nak?." Tanya nya padaku. Dibalik pelukan Mamah, Shilla menatap ku tajam seakan berkata kalau aku jangan mengatakan apapun.

Dia pikir aku akan takut dengan ancaman murahan nya, andai dia mengancam akan membunuh ku akan kupastikan dia dahulu yang mati dalam genggaman ku.

"Shilla yang menyebabkan kekacauan ini Pah." Ucapku dengan santai ahahaha aku puas sekali melihat bibir Shilla yang memucat.

Mamah melepaskan pelukan nya dari Shilla lalu menatap kearah ku.

"Apa maksud mu Fy?." Tanya Mamah padaku, beliau seperti tidak rela kalau Shilla yang bersalah disini.

Aku menceritakan semuanya, wajah Mamah merah padam mendengar peristiwa dari rumah saat berbuka hingga saat ini.

"Dia mengarang Mah, dia memfitnah ku. Dia jahat mah dia jahat sama Shilla."

What? Dia memakai topeng lagi? Dasar wanita berwajah tembok bermental baja.

"Fy kamu memang menantu Mamah tapi maaf Mamah tidak mempercayai kamu." Semua yang ada disini syok mendengar penuturan dari Mamah.

"Mah, kamu tidak boleh seperti ini bukan kah kita kesini karena diberitahukan oleh Iel bahwa terjadi kekacauan yang disebabkan Shilla."

Syukurlah, ternyata papah masih percaya. "Pah kamu tidak percaya Shilla? Lihat pah Shilla sudah besar. Apa kamu tidak ingin memeluk nya?."

Kamulah TakdirKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang