Tanggal 8

2.3K 17 2
                                    

Mungkin aku lupa bagaimana cara untuk memulainya. Namun setidaknya aku tau hari ini, tepatnya 1 tahun 8 bulan mulai berlalu dengan seiring waktu. Entah itu dikatakan mulus, tidak juga. Hanya bisa dikatakan berjalan baik meski banyak kerikil. Ku fikir, setidaknya menjalani dan meneruskan hubungan bukanlah suatu kemudahan, bukan pula kesulitan_hanya saja tanggungjawab.

Aku yakin akan hal ini, untuk ke depannya belum. Ada banyak pilihan dan perbandingan, atau dia yang tidak siap. Bahkan tak pernah terbayangkan olehku apa yang mungkin terjadi kedepannya_mau diapakan ceritra ini.

Setiap saat dalam keheningan aku selalu bersila dan menyatukan kedua tanganku sambil menutup mata, mulai berkata-kata perlahan-lahan dengan tulus hati, menutup pintu kamar, memohonkan Tuhan atas kehidupanku, baik saat aku memulai melangkah bahkan saat apapun yang ku lakukan agar berkenan dihadapannya_atas jalinan kasih kita diantara beberapa pasang insan.

Mungkin kau tidak pernah menyangka bahwa aku tidak pernah melewatkan namamu dalam setiap permohonanku_jika jodoh itulah dirimu.

Andai saja apa yang ada di lubuk hatiku yang pilu, kau ketahui hanya itu saja. Aku pastikan tidak ada yang bisa menggantikanmu dalam hatiku. Tapi nyatanya, aku yang selalu berharap, ini kekalahanku yang mencintaimu tanpa pamrih. Tidak ada kata yang habis untuk menceritrakanmu.

Hari itu, pagi-pagi benar aku terbangun dari tidur yang lelap, membuka mataku dan mulai mengerjap sekeliling ruang kamar yang kecil dan menatap langit-langit.

Hari demi hari sepertinya begini-begini saja yang ku jalani, tak ada yang spesial, pikirku.

Uh, aku bahkan lupa tanggal berapa sekarang. Aku raih ponsel dan membolang ke layar, sepertinya ada debu-debu tadi malam yang mengkaburkan mata ini sambil mengkucek-kucek.

Nah, betulkan ada debu malam (bilok). Jam di layar ponselku menunjukkan jam 07:10. Beberapa hari ini aku bangun kesiangan melulu, tampaknya kali ini aku harus mulai bangun lebih cepat. Anak gadis seperti apa aku ini. Semakin dekat rumah dari kantor, bangun pun jadi sesuka hati. "Harus ada perubahan, jangan malas ya diriku.

Ayo semangat!". Sambil menyemangati diri, aplikasi bm pun mulai ku buka, seperti biasa, ngebm seseorang untuk menyapa lewat kata-kata (ah, sok romantis) ini sudah menjadi kegiatan rutin diantara kami. Ya, begitulah.

Setelah ku lihat D, baguslah aku langsung matikan data selulerku (hemat batre) padahal nggak ngaruh, emang nih hp udah perlu diganti yang baru. Akupun mulai melakukan aktivitas dan bersiap-siap untuk menyapu-mencuci piring-mandi-berpakaian-mengisi bontot-mengunci pintu-berangkat-jalan kaki. Sesampainya di kantor, aku kembali mengaktifkan data seluler dan melihat balasan seseorang yang ku bm tadi, berharap dibalas sih nggak tapi udah dipastikan akan dibalas olehnya setiap aku sampai di kantor.

"Betulkan, udah dibalas". batinku sambil membaca balasannya.

Hari itu pun tidak sesering aku membalas setiap bm nya, hari itu lumayan agak ramai. Ku fikir tidak berkeberatan kalau aku bermain game di komputer sambil memasang musik. Rasanya waktu cepat berputar, nggak terasa kantor sudah mau tutup. Ponselku pun ku raih dari atas meja dan ku lihat seseorang sedang menulis pesan

'Nggak bisa ku jemput ya. Aku ke rumah tante ada urusan'.

"Yahh, okelah aku langsung pulang ke rumah ya". balasku.

Setelah itu aku teringat hari ini anniversary kami. Tapi aku mencoba untuk acuh, nggak ada ucapan dari bm, nggak ada nelfon. Dia aja lupa, bodo amatlah...

* * *

Akhirnya aku sampai di rumah dan berulang kali menoleh ke layar ponsel sambil bertanya-tanya. (Mungkinkah dia melupakannya?)

Senja (Diangkat Dari Kisah Nyata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang