Terkadang Aku Salah Menerkamu

58 2 0
                                    


Aku dan kau bersama. Ku harap tidak ada kata terluka.

Langkah kita seiring, senyum kita menyungging, tak bergeming.

Apa aku tidak cukup membuatmu nyaman?

Maukah kau bersamaku meski datang berbagai ujian?

Bukankah saat ini kita sedang bahagia? Ku harap begitu seterusnya.

Tapi apa yang ku dapatkan setelahnya. Ini akhir dari semua. Bahkan kau sampai hati membiarkan aku terombang-ambing dan hatiku menjerit ngilu.

Kamu tau kan, yang bersemayam adalah rasa sesal. Karna telah mendengarkan ucapan dari mulutmu yang terus membual (ingkar janji).

Aku menyesal telah membiarkanmu masuk ke hatiku. Lalu membiarkan kau memporandakan sesuka hatimu.

Kau menorehkan namamu dengan tinta permanen itu. Kau menulisnya dengan jelas pada kertas hatiku. Sampai ketika kau pergi, aku tak bisa menghapus tinta sialan ini.


Medan, 10 Februari 2017

Senja (Diangkat Dari Kisah Nyata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang