Hujan adalah teman akrabku. Mungkin pula dulu aku lahir ketika hujan sedang turun dengan perlahan di kota. Baru dewasa ini, aku baru menyadari bahwa hujan memang menjadi kawan akrabku sejak lama.
Hujan pula membawa banyak kejutan pula. Mulai dari hujan yang termanifestasi menjadi kata-kata hingga hujan yang mempertemukan aku dengan kejutan yang lain dalam bentuk sepatu yang takut basah.
Aku hanya menanti apa yang akan dibawa hujan padaku selanjutnya. Aku tidak membenci hujan. Terakhir yang dibawakan hujan padaku adalah ucapan terimakasih karna memperbolehkanku untuk masuk ke dalam kenangan walau hanya sekejap mata.
Apa kabar dirimu? Jarak antara aku dan kamu terkurung canggung dan saling menunggu untuk berkirim rindu. Masihkah meratapi hujan yang sama? menyesap secangkir teh dalam senyap yang merayap searah jarum jam.
Hujan, kejutan apa lagi yang akan kau bawakan untukku? Karna sebentar lagi kau pergi. Ini sudah mulai masuk musim kemarau. Aku akan selalu merindukanmu, hujan. Beserta kejutanmu.
Kamu tau?
Pada akhirnya senja hanya titipkan fatamorgana untuk masing-masing jiwa yang tertinggal dalam sesal. Dan kita hanya ikatan yang pupus dalam tulus.
Medan, 29 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja (Diangkat Dari Kisah Nyata)
Teen FictionTepatnya 1 tahun 8 bulan sudah akan tiba. Dimana masa-masa yang sangat sulit, hari demi hari beriringan dengan sunggingan senyum manis dihampiri dengan perasaan yang masih membekas_memar. Aku perlu tau, seakan menjadi topik pembicaraan kita tempo ha...