Nyiur berucap mesra, angin merona. Nyatanya salah, candanya memang bahagia.
Ramai tak berisik, hanya senyap yang bertitik diam. Biar hilang penat dalam bungkam, kemudian malang semua bimbang. Tidak satupun satu menjadi sumbang.
Hanya saja, tanpa arah. Bersandar resah pada puncak purnama. Sudah lelah, diri teramat jera.
Diam-diam semua diam. Semua kini benar-benar diam.
Lorong sunyi bernyanyi nyaring. Reranting pohon bertabrakan satu sama lain.
Langkah pelan namun pasti, setaik garis ulas senyummu. Ingat wajah tenggelam bulan berkata, hati tertahan.
Kepada siapa aku berjalan, bukankah kemarin adalah akhir?
Medan, 18 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja (Diangkat Dari Kisah Nyata)
Teen FictionTepatnya 1 tahun 8 bulan sudah akan tiba. Dimana masa-masa yang sangat sulit, hari demi hari beriringan dengan sunggingan senyum manis dihampiri dengan perasaan yang masih membekas_memar. Aku perlu tau, seakan menjadi topik pembicaraan kita tempo ha...