Aku menjaga hatimu dalam hatiku, menjaganya dibalik dua belas pasang tulang rusukku. Tak apa kalau kau ingin mengambilnya lagi, bahkan jika itu harus menghancurkan kedua belas pasang tulang rusukku. Maka hancurkanlah.
Ada mentari yang malu-malu di sebalik rungu. Sampaikan pesan, bahwa butiran hujan sedang rindu dibelai samudera. Tidak pun nista sebilah ranting dalam neraka.
Semesta tidak berdusta barang sedetik di dalam sebuah bola mata. Cari saja aku dalam diri seorang hawa, yang matanya tak lebih dari kedipan sebuah lensa. Cari saja aku pada kedalaman sajak rindu, yang menyembah karya-karya indah laksana jeruju.
Dialah aku, pupil yang menyirat dalam huru, raga yang menyatu dalam muara satu.
Kau pun datang dan katakan cinta. Lalu pergi bahkan tanpa salam sampai jumpa. Semudah itu ya? Seolah cinta hanya sebuah kata.
Aku dan masa lalu selalu berseteru, hatiku masih berharap pada harapan semu. Namun otakku menolak semua itu. Dan kau tau? Itu semua karnamu. Bahkan saat ini rindu menertawakanku. Itu juga karnamu. Dengan gaun (pengantin) yang ada dalam mimpiku adalah semu (dirimu).
Bahkan kau sudah mengusirku, sebelum aku sempat mengetuk pintu hatimu. Kenapa kau datang lagi? Saat aku hampir benar-benar pergi. Kenapa kau bawa lagi kenangan kita bersama? Saat aku hampir melupakan semuanya.
Medan, 26 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja (Diangkat Dari Kisah Nyata)
Teen FictionTepatnya 1 tahun 8 bulan sudah akan tiba. Dimana masa-masa yang sangat sulit, hari demi hari beriringan dengan sunggingan senyum manis dihampiri dengan perasaan yang masih membekas_memar. Aku perlu tau, seakan menjadi topik pembicaraan kita tempo ha...