Dipungkiri atau tidak, aku mulai kehilangan kata-kata tiap kali aku bertemu hujan di penghujung hari. Banyak kata yang mulai kehilangan maknanya ketika harus bertatapan denganmu.
Banyak kata yang mulai menyublim menyaru di dalam dirimu. Banyak kata yang tiba-tiba memaksa dan tinggal di pelupuk matamu. Banyak pula kata menyerah dengan tatapan dan lengkung mata coklatmu dan banyak kata yang akhirnya menggelayut menggantung diujung kelopak matamu yang tajam. Ya, banyak kata termasuk aku.
Terik terasa sinarmu aku tak perduli, asalkan terang sudut sunyi mengering tanah sapaan hujan pagi hari. Semai harapan berdampingan mimpi. Berjarak jauh lampaui cakrawala aku tak perduli, asalkan kau beriringan bayang semesta dengan wujud sejati yang menyatakan keindahan maya menjadi nyata sebelum hadir sang senja.
Aku terhuyur keringat yang mengusir lelah meluap energi, asalkan kuat resonansi langit dan bumi mengusir diaspora mustahil berganti keyakinan berdasarkan takdir. Kau bahkan tidak tau aku bersembunyi.
Medan, 30 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja (Diangkat Dari Kisah Nyata)
Teen FictionTepatnya 1 tahun 8 bulan sudah akan tiba. Dimana masa-masa yang sangat sulit, hari demi hari beriringan dengan sunggingan senyum manis dihampiri dengan perasaan yang masih membekas_memar. Aku perlu tau, seakan menjadi topik pembicaraan kita tempo ha...