Hanya Tersenyum Simpul

48 2 0
                                    

Hey langit mendung. Lihatlah gadis ini, menyedihkan sekali, bukan ? Ia terduduk lesuh diatas bebatuan dengan sendu, menunduk sedih menatap nanar genangan air disungai.

Hey langit mendung. Tebaklah apa yang terjadi. Dia terluka, lihatlah gadis ini, ia menyeka air mata dari mata coklatnya.

Hey Langit mendung, menangislah untuknya, sembunyikan tangisnya oleh deras hujanmu, hanyutkan deritanya bersama air yang mengalir deras, ukir senyum diwajahnya sesekali agar dia lupa akan masa rintihannya (sesaat).

Ku ketuk perlahan hatimu yang pernah ku singgahi.
"Tok, tok, tok".. mungkin seperti ini bunyinya. Kau hanya tersenyum simpul (terpaksa).

"Tok, tok, tok". Berbunyi tak bernyawa, meski tua sungguh aku berguna. Jangan di pukul biar kusam jadi sampul. Tanya padaku ke mana pergi si manis tuanku.

"Tok, tok, tok". Tuanku sedang terpekur. Sudah pergi, jangan kembali untuk ditemui dia bilang tidak sudi. Cepat pergi!

"Tok, tok, tok". Bicara tidak berakhir kata. Apa gerangan pada tuan di depanku? Biar lama ada tak mungkin untuk dapat jumpa.

"Tok, tok, tok". Bukan aku, itu dari sepatu. Tuan penunggu jangan pergi dulu. Aku ada di punggungmu.

"Tok, tok, tok". Jangan berisik tak usah mengusik. Berapa waktu sudah terulur. Pergi saja, tuan besar sedang tidur.


Medan, 18 Februari 2017

Senja (Diangkat Dari Kisah Nyata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang