Aku bukan penyair yang baik. Karna aku tak pernah menulis bait demi bait yang puitis yang mungkin bisa membuat dirimu lupa akan dunia.
Aku bukan penyair yang pandai. Karna setiap kali aku menulis, yang aku tulis cuma dirimu. Aku pun terkadang merasa bahasaku sungguh miskin ketika aku berhadapan dengan sudut mata coklatmu yang melekung.
Kau tau, seharusnya aku tidak pernah berpura-pura gagu hanya demi mengikat sejumput rindu dalam rungu yang bisu.
Mereka juga tau. Kau tau. Semua tau.
Karna mungkin hanya aku yang tidak perlu tau tentang apa saja yang kau hunus di belakangku.
Jangan tanya aku bagaimana, karna aku masih di sini sendiri (terkurung sepi).
Aku rela asal kau tetap disini dan akan aku tulis bunyi rintik-rintik hujan yang menghuyur kita tempo lalu.
Seolah-olah dipeluk nestapa.
Rasa ini menjalar ke seluruh tubuhku, merasuk sukmaku, ingin bertemu. Inikah dinamakan rindu?
Medan, 21 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja (Diangkat Dari Kisah Nyata)
Teen FictionTepatnya 1 tahun 8 bulan sudah akan tiba. Dimana masa-masa yang sangat sulit, hari demi hari beriringan dengan sunggingan senyum manis dihampiri dengan perasaan yang masih membekas_memar. Aku perlu tau, seakan menjadi topik pembicaraan kita tempo ha...