Barangkali kita lupa cara membuat solusi.
Setelah bertengkar, kita hanya bisa diam.
Kita jarang mencoba menenangkan diri kita sendiri.
Berharap aku dibujuk, berharap kau dirayu.
Kita egois, begitupun dengan angkuh kita.
Kita bersikukuh dengan pendapat masing-masing,
begitupula dengan keras kepala kita.
Tapi, kau sering membuatku marah_sebelum kau membujukku.
Menitik, bertitik, tetitik. Hujankah itu?
Ataukah hanya gerimis kecil yang bertamu?
Desaunya membasah, resah, jengah.
Hujankah itu? Apa mungkin hanya tangis keliru?
Suaranya serak, parak, berarak.
Dimana bagusnya? Dimana letak seninya?
Tampangnya terkikik, munafik, tiada berkutik.
Ini yang di bilang menarik? Ini yang ditahta seiring terlirik?
Tolong datangkan senyum di malam ini,
beri alasan kenapa semesta terus bertanya.
Kala siang datang meratap, malam lalu hinggap dalam harap.
Kau bahkan tak mampu usir jemu.
Medan, 11 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja (Diangkat Dari Kisah Nyata)
Genç KurguTepatnya 1 tahun 8 bulan sudah akan tiba. Dimana masa-masa yang sangat sulit, hari demi hari beriringan dengan sunggingan senyum manis dihampiri dengan perasaan yang masih membekas_memar. Aku perlu tau, seakan menjadi topik pembicaraan kita tempo ha...