2.

185K 7.8K 184
                                    

Genap satu minggu sudah Anna bekerja dikantor perusahaan Hernandez. Anna melakukan pekerjaannya dengan baik dan serius. Ia memang tipikal pekerja yang teliti dan tak mau menerima komplain dari bosnya.

Dihari pertama Anna bekerja, ia menganga mendapati bosnya yang sangat cantik tapi sedingin kutub utara. Araxi. Ia selalu gugup kalau harus berhadapan dengan Ara. Tapi itu hanya diawal, karena saat Ara menyadari kegugupan Anna saat seruangan dengannya, Ara melembutkan ekspresinya membuat Anna sedikit merasa nyaman.

Anna sudah akan berangkat pulang kekosannya setelah lembur dikantornya saat HP nya tiba-tiba berdering menampilkan nama Nona Araxi. Dalam dering kedua ia mengangkatnya dengan nada sopan.

"Halo, selamat sore Nona. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Anna sopan.

"Ya, Anna. Tolong bawakan berkas untuk perjanjian kerja sama kita dengan perusahaan Blitza. Ada diruangan saya. Maaf merepotkanmu Anna." Ucap Ara to the point dengan nada datar seperti biasanya.

"Baik Nona." Balas Anna sopan.

"Oke. Thanks Anna." Ucap Ara sebelum menutup panggilannya.

Anna menghela nafas lelah tapi tetap melakukan sesuai perintah. Anna menyetop taxi yang sering berlalu lalang didepan kantornya menuju kediaman keluarga Hernandez. Selang 30 menit Anna sampai karena jalanan cukup lengang.

Saat mencapai pintu pagar tinggi, seorang satpam menghampiri taxi yang ditumpangi Anna.

"Maaf, ada keperluan apa ya mbak?" Tanya satpam berkumis itu.

"Saya sekertaris Nona Araxi. Saya mengantar berkas penting yang diminta Nona kemari." Jawab Anna sopan dari dalam mobil dengan kaca yang diturunkan.

Satpam itu mengangguk dan membuka gerbang besar tinggi itu dengan remote mengijinkan taxi untuk masuk. Anna sengaja meminta taxi untuk masuk karena jalan menuju mansion Ara cukup jauh. Ia ingat ini kali kedua ia datang kemari.

Ting nong ting nong

Anna menekan bel pintu dan dalam waktu beberapa menit seseorang membuka pintu besar berukir mewah itu.

Mata Anna terbelalak kemudian langsung menutup matanya rapat ketika melihat siapa yang membuka pintu untuknya.

'Wooow...roti sobek depan mata An! Shut up! Aisshh..hilang sudah keperawanan mataku Dewa.' Dewi dan setan batin Anna berargumen.

Maxi membuka pintu dan mengernyit saat melihat Anna. Ia mengingat Anna sebagai wanita yang mengembalikan dompetnya.

'Dia kan yang ngembaliin dompetku waktu itu? Ngapain lagi dia kesini?' Batin Maxi.

Kernyitan didahi Maxi semakin dalam saat melihat Anna menutup matanya rapat dan menunduk saat melihatnya.

'Dia kenapa? Emang muka gue semenyeramkan itu ampe dia harus nutup mata?' Batin Maxi.

"Kenapa kamu menutup mata seperti itu?" Tanya Maxi dingin pada Anna.

Anna menunjuk tubuh Maxi yang sedang bertelanjang dada memperlihatkan otot perutnya yang kotak-kotak alias six pack dengan dada yang diisi dengan rambut-rambut halus.

Anna menelan ludahnya susah payah. Wajahnya memanas dan detak jantungnya berdegup kencang mengingat apa yang dilihatnya barusan. Ia menunduk karena malu juga untuk menyembunyikan wajah memerahnya.

Maxi menunduk dan melihat kearah tubuhnya yang topless. Ia menyeringai dan tersenyum geli.

'Melihat ini saja dia sudah tutup mata. Bagaimana kalau dia melihat itu.' Batin Maxi terkekeh.

Pervert POSSESIVE Sexy ICE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang