6.

189K 7.3K 91
                                    

Detik berganti menit, menit berganti jam dan jam berganti apa? Hari ya? Oke. Gini aja. Pagi berganti siang, siang berganti sore, sore berganti malam. Hari terus berganti hingga akhirnya hari pernikahan Ara pun tiba.

Setelah makan siang bersama, hubungan Anna dan Maxi membaik. Mereka menjadi lebih dekat walau hanya sekedar bertegur sapa dan saling melempar senyum sopan.

Hari ini Anna tiba-tiba diminta oleh Ara untuk datang kemansionnya karena ada hal penting yang ingin dibicarakan. Dengan terpaksa Anna menyetujuinya. Ia berharap Maxi tak akan ada dirumahnya. Karena walaupun hubungan mereka sudah lebih baik, Anna masih sering gugup saat bertatapan dengan Maxi. Ia selalu terbayang pelukan dan kecupan Maxi dan suasana makan siang yang bisa dibilang romantis baginya.

Akhirnya Anna sampai dimansion Ara. Ara memintanya menunggu diruang tamu bersama Maxi. Anna berusaha untuk menormalkan ekspresinya didepan Maxi. Ia sengaja  memainkan ponselnya dengan berchating ria dengan Nathan dan teman-temannya dibandung. Maxi kesal melihat Anna yang terkikik saat sedang chating menggunakan HP nya dan mengabaikan Maxi.

Tanpa ba bi bu, Ara langsung memilih Anna menjadi pendampingnya dan memberikan gaun untuk nanti digunakan di acara pemberkatannya. Ia memilih Anna tanpa mau dibantah karena ia saat ini sedang pusing dengan tuntutan Mamanya untuk mencoba gaun pengantin dan pingitan dan sebagainya. Anna yang tiba-tiba ditunjuk oleh Ara gelagapan dan berusaha menolak. Maxi terkekeh melihat ekspresi Anna yang panik dan gugup.

"Anna, aku mau kau jadi pendampingku dialtar nanti saat pemberkatan pernikahanku." Ucap Ara terkesan memerintah. Emang merintah!

"HAH? KENAPA AKU?" Pekik Anna.

"Kau menolak?" Tanya Ara dingin.

"Bu-bukan begitu Nona. Hanya saja...aku..." Jawab Anna bingung bagaimana caranya menolak perintah atasannya.

"Aku tidak menerima alasan. Kau harus menemaniku. Itu gaunmu dan besok kau kehotel bersamaku. Malam ini kau menginap disini." Perintah Ara dingin tanpa bisa dibantah tapi Anna tetap berusaha menolak.

"Apa? Menginap? Tidak Nona. Besok pagi-pagi saja aku kesini lagi. Aku tidak membawa pakaian ganti. Ya ya ya?" Ucap Anna mencari alasan. Ia menampilkan wajah memohonnya tapi gagal.

"Anna..aku tidak mau dibantah. Dan jangan panggil aku Nona. Panggil Ara saja. Sudah. Aku mau tidur, aku lelah setelah diseret kesana kemari oleh ibunda ratu itu." Ucap Ara kesal dan  langsung bangkit dari sofa kemudian pergi meninggalkan Anna bersama Maxi di ruang tamu.

Anna melengos saat Ara pergi begitu saja. Ia memijit kepalanya dan mengigit bibir bawahnya karena menahan pekikan kesalnya.

Maxi yang melihat tingkah Anna gemas. Ia ingin sekali menarik Anna kepelukannya dan mencium bibirnya yang sedang digigiti oleh Anna.

'Seandainya kau milikku, aku juga akan mengigit bibirmu itu dan tak akan berhenti sebelum aku puas, Anna.' Batin Maxi.

Anna melirik gaun yang diberikan Ara padanya. Ia mengangkatnya tinggi-tinggi. Gaun yang indah. Batinnya.

'Apa aku pantas memakai ini? Ini pasti mahal. Kalau dipakai sekali nanti mau dipakai untuk acara apa lagi ya?' Batin Anna mengangumi gaun pemberian Ara.

Maxi melihat tatapan kagum Anna pada gaun yang ditentengnya. Ia membayangkan Anna yang menggunakan gaun itu. Pasti cantik dan anggun. Batin Maxi.

"Tuan, saya boleh pulang sebentar? Saya mau mengambil gaun untuk acara resepsi Nona. Saya sudah terlanjur membelinya kemarin, masa tidak dipakai? Kan sayang." Ucap Anna berharap diberi ijin.

"Kau mau kabur hm? Mau Ara mencincangmu besok?" Goda Maxi. Anna mencebikkan bibir pink-nya sebal dituduh aneh-aneh oleh Maxi.

"Ck! Mana berani saya kabur. Saya janji akan kembali lagi. Saya mau ambil pakaian ganti juga." Bantah Anna sudah tidak gugup lagi karena kekesalannya pada kakak beradik itu.

Pervert POSSESIVE Sexy ICE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang