32.

124K 4.8K 86
                                    

Maxi masih tertidur sambil memeluk Anna erat saat Amora, Adrian dan Fitri sudah berkumpul diruang rawat Anna. Maxi tertidur dengan lelapnya bahkan ia tak bangun saat jam Amora mengomel Rixi dan Nathan disampingnya.

Anna memberi isyarat kepada ketiga orang tuanya agar tak membangunkan Maxi karena ia tahu Maxi kelelahan setelah tragedi kemarin.

Amora tersenyum haru melihat Maxi yang begitu lelap dan damai dalam tidurnya. Bahkan dalam tidurnya ia menggumamkan nama Anna dan tersenyum.

'Mama bahagia melihatmu lebih hidup, Nak. Terima kasih Tuhan. Kau telah mempertemukan anakku dengan pelita hatinya. Anakku yang terkenal kejam dan dingin kini menjadi anakku yang hangat dan lembut.' Batin Amora.

"Ngghh..Yaaank.." Rengek Maxi tiba-tiba dengan suara seraknya sambil memeluk Anna dan menggesek-gesekkan hidungnya dipipi Anna.

Anna terkekeh melihat Amora dan keempat orang yang lain yang melihat kebiasaan bangun Maxi dengan wajah menganga dan mata terbelalak.

"Apa, Sayang?" Tanya Anna lembut.

"Aku lapeeer." Rengek Maxi sambil menenggelamkan kepalanya dileher Anna.

Anna terkikik geli saat Maxi mengendus-ngendus lehernya sambil mengecupi leher jenjang Anna.

"Sudah bangun sleepy head?" Tanya Amora menyentak Maxi.

Maxi mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mendongak dan terkesiap melihat ketiga orang tuanya diruangan Anna. Ia mengusap-usap matanya seperti anak kecil lalu menoleh kesamping, kearah Anna yang tersenyum melihatnya.

"Kamu sudah bangun dari tadi?" Tanyanya masih dengan suara serak khas baru bangun.

"Hm." Jawab Anna sambil tersenyum.

"Kok aku nggak dibangunin?" Tanya Maxi sambil cemberut.

"Kamu kaya beruang lagi hibernasi, susah banget dibangunin." Jawab Anna sambil terkekeh.

"Masa sih? Aku nyaman melukin gulingku soalnya." Ucap Maxi sambil kembali membenamkan wajahnya keleher Anna tapi kemudian ia memekik kesakitan.

"Aaa..aw..aw..sakiiiit.." Pekik dan ringis Maxi saat merasakan sengatan nyeri dan panas ditelinganya.

"Kenapa kamu nggak nelfon Bunda sama Mama kalau Anna sudah sadar?" Tanya Amora galak sambil menjewer telinga Maxi.

"Astaga, Ma sakiit. Aaargghh.. Aku lupa, Ma...Yaaaank, aku dijewer Mamaaa.." Ringis Maxi lalu merengek pada Anna mengadu sambil mengelus telinganya yang tadi dijewer Amora.

Anna malah terkikik melihat Maxi yang cemberut sambil merajuk. Ia mengelus telinga Maxi masih dengan terkikik geli.

"Cih! Manja banget kalau sama istri." Cibir Adrian yang duduk disofa.

"Kaya Papa nggak manja aja kalau sama Mama." Balas Maxi mencibir Adrian.

"Kamu tahu nggak, kalau nggak Dokter Adnan yang nelfon Mama tadi, kita nggak akan tahu kalau Anna sudah sadar. Dari semalam kami pada nggak bisa tidur mikirin Anna. Dasar!" Omel Amora.

Maxi mencebik lalu merengut sambil turun dari ranjang Anna. Ia melirik kesal kearah Nathan dan Rixi yang juga merengut.

"Nathan sama Rixi juga nggak ngehubungin Mama sama Bunda, kok nggak dijewer?" Protes Maxi.

"UDAH DARI TADI!" Bentak Rixi dan Nathan bersamaan dengan nada kesal.

Anna terkikik melihat ketiga laki-laki tampan itu merengut dengan telinga memerah karena menerima jeweran pedas dari dua ibunda ratu yang sedang kesal.

Pervert POSSESIVE Sexy ICE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang