Maxi berangkat kebandara dengan senyum mengembang diwajahnya. Ia tersenyum manis hingga membuat para wanita yang dilewatinya bersorak girang dan gagal fokus. Rixi yang berjalan bersisian dengan Maxi merasa heran dan aneh dengan perubahan kakaknya. Maxi tak perduli dengan tatapan memuja dan tatapan heran Rixi. Yang ada difikirannya hanya Anna dan kebersamaan singkat mereka.
Flashback on.
Pagi-pagi Maxi sudah menyambangi kosan Anna. Sejak sepulang kantor tadi sore Maxi gelisah memikirkan keberangkatannya ke Jerman. Ia baru pertama kalinya merasakan hal seperti ini. Gelisah saat akan berpisah dengan seorang wanita.
Maxi datang kekosan Anna tepat jam 2 dini hari. Ia benar-benar tidak perduli waktu dan tempat saat ini. Yang ia fikirkan hanya ingin bersama Anna.
Maxi mengetuk pintu kos Anna. Beberapa menit tak dibuka ia kembali mengetuknya lebih keras dan terus menerus.
"Sebentar." Terdengar seruan Anna dengan suara seraknya khas orang baru bangun.
Anna membuka pintu sedikit untuk melihat siapa yang mengetuk pintunya dini hari begini. Ia terbelalak saat melihat Maxi berdiri menjulang didepan pintunya. Anna mengucek matanya untuk memastikan kalau ia tidak salah lihat.
"Tuan? Ada apa malam-malam begini kesini?" Tanya Anna kaget.
"Nanti aku jelaskan. Sekarang buka pintunya." Ucap Maxi dingin.
Anna berfikir sejenak sebelum kembali menutup pintunya untuk membuka engsel kunci pintunya. Anna membuka lebar pintu kosannya mempersilahkan Maxi untuk masuk.
Maxi menatap datar wajah Anna sehingga membuat Anna gelagapan dan ketakutan. Maxi berjalan mendekat kearah Anna yang sontak membuat Anna melangkah mundur.
Maxi menutup dan mengunci pintu kos Anna. Anna terbelalak melihat apa yang dilakukan Maxi.
"Ke-kenapa di-di-dikunci? Ap-apa yang akan anda lakukan? Anda tidak bisa melakukan ini, aku bisa dapat masalah dengan satpam nanti." Ucap Anna takut-takut. Maxi menyeringai.
"Aku sudah mengurus soal satpam itu." Ucap Maxi datar.
Maxi menyogok satpam dengan uang 500 ribu rupiah untuk membiarkan Maxi masuk ke kosan putri ini. Ia akan melakukan apapun agar malam ini ia bisa bersama Anna.
"Apa yang Anda lakukan kepadanya?" Tanya Anna khawatir dan berfikir kalau Maxi membunuh satpam kosannya.
"Aku hanya menyogoknya." Jawab Maxi santai. Anna menganga mendengar ucapan Maxi.
"Jangan mundur terus. Kemarilah. Aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya sedang gelisah saat ini." Lanjut Maxi gemas karena Anna masih melangkah menjauhinya.
Anna diam ditempatnya. Ia menatap Maxi dengan wajah bingung.
"Anda gelisah kenapa?" Tanya Anna.
"Makanya, kemarilah mendekat padaku." Pinta Maxi frustasi.
Anna terkikik mendengar nada frustasi Maxi. Anna melangkah kearah sofa balon diruang tamunya lalu duduk disana.
"Duduklah." Ujar Anna meminta Maxi duduk disofa satunya.
Maxi melangkah dan malah berlutut didepan Anna dan tanpa aba-aba langsung memeluk pinggang Anna sambil menyerukkan kepalanya dileher Anna.
"Apa yang Anda lakukan?" Pekik Anna mencoba untuk mendorong tubuh Maxi.
"Ssst...biarkan begini saja sebentar. Jangan bergerak-gerak." Ucap Maxi dengan suara frustasinya.
Anna mematung dipelukan Maxi. Wajahnya memucat dan badannya bergetar ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert POSSESIVE Sexy ICE KING
RomanceDia Sexy dimata semua wanita... Dia tampan walau tanpa senyuman.. Dia selalu kejam tapi menggairahkan.. Tapi...apa dia normal?? Dia yang selalu tampak dingin sekarang berubah lembut dan hangat padaku. Dia yang ditakuti banyak orang sekarang selalu m...