Saat sedang menikmati cumbuannya, Maxi dan Anna dikagetkan dengan ketukan cepat dan keras dipintu ruangan Maxi. Anna mendorong pelan dada Maxi dan menoleh kebelakang. Ia mengernyit saat tak melihat Emma dan Rixi diruangan itu.
Tok tok tok tok tok
"Ck! Siapa sih?! Ganggu aja!" Gerutu Maxi saat melepas cumbuannya dileher Anna.
"Kemana mereka? Berapa lama kita eng ing eng?" Tanya Anna dengan wajah bingungnya. Maxi terkekeh.
"Mereka sudah pergi dari tadi, Sayang. Kayanya mau nyari tempat untuk privasi." Jawab Maxi sambil tertawa pelan
Tok tok tok tok tok
"Siapa itu? Kok ngetuk pintunya nafsu banget?" Gerutu Anna yang sudah turun dari pangkuan Maxi.
Anna mematikan server di laptopnya dan laptop Emma lalu mematikan laptopnya. Ia menyimpan laptop Emma ditasnya dan membawanya.
"Suruh masuk, Yank." Pinta Anna kepada Maxi. Setelah menekan tombol untuk membuka kunci pintu ruangannya, Maxi berseru.
"Masuk." Perintah Maxi dengan suara dingin.
Maira, sekertaris Maxi masuk dengan wajah cemasnya. Ia menatap Anna dan Maxi yang juga sedang menatap bingung dirinya.
"Maaf, Tuan. Tuan Blitza datang dan memaksa ingin bertemu. Dia mau bertemu dengan Tuan." Ucap Maira takut-takut.
Anna menyeringai dan beralih menatap Maxi. Ia mengangguk meminta Maxi membiarkan Steven masuk. Maxi mengerti dengan tatapan Anna.
"Suruh dia masuk." Ucap Maxi dingin.
Selang beberapa detik, lelaki yang bernama Steven Blitza masuk dengan pongahnya. Anna ingin sekali mencekik lelaki itu dengan tangan kecilnya. Ia ingin melihat Ayah dan Anak ini mati ditangannya.
"Kenapa lama sekali? Oooh...sedang mencumbu sekertaris adikmu eh?" Tanya Steven dengan nada mencemooh pada Anna.
Anna tidak memperdulikannya dan hanya meliriknya tajam dengan tatapan benci. Ia meminta ijin pamit kepada Maxi untuk kembali ke mejanya.
"Tuan, pembicaraan kita sudah selesai. Saya permisi." Ucap Anna sopan lalu berlalu pergi setalah Maxi mengangguk dengan senyum lembut kepadanya.
Anna melewati Steven tanpa menatap Steven yang menatapnya memuja. Anna tahu apa arti tatapan Steven padanya dan ia merasa jijik akannya. Ia ingin sekali mencakari wajah sok tampan Steven.
"Wanita yang cantik dan sexy." Gumam Steven didepan Maxi yang tak senang melihat tatapan lapar Steven kepada calon istrinya.
"Ada apa kau kemari?" Tanya Maxi dingin.
"Ooh! Aku ingin menanyakan tentang kerja sama kita. Aku ingin menawarkan kerja sama baru. Aku yakin kau pasti tertarik." Ucap Steven dengan seringai diwajahnya.
Maxi menaikkan sebelah alisnya menatap dingin wajah Steven yang menyeringai penuh arti. Ia ingin mengikuti permainan pria yang dibencinya ini.
"Katakan." Perintah Maxi dingin.
Steven melebarkan seringainya lalu mengambil duduk didepan Maxi. Ia duduk didepan Maxi dengan gaya angkuh dan arogannya. Maxi masih menatap datar pria itu walau sebenarnya ia ingin sekali melempar pria itu dari atap tertinggi gedung perkantorannya.
●●●●●●●●●●●
Dimeja kerjanya, Anna bukannya melakukan pekerjaannya sebagai sekertaris, tapi malah melancarkan serangannya kepada keluarga Blitza. Ia tahu kalau Blitza sedang dalam kondisi terpuruk saat ini dan ia akan membuatnya semakin hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert POSSESIVE Sexy ICE KING
RomanceDia Sexy dimata semua wanita... Dia tampan walau tanpa senyuman.. Dia selalu kejam tapi menggairahkan.. Tapi...apa dia normal?? Dia yang selalu tampak dingin sekarang berubah lembut dan hangat padaku. Dia yang ditakuti banyak orang sekarang selalu m...