Setelah kepindahannya ke apartemen Maxi, aktivitas pagi Anna jadi bertambah, tidak seperti sebelumnya. Ia harus mengurusi Maxi karena entah sejak kapan Maxi menjadi sosok yang manja. Ia harus membangunkan Maxi, menyiapkan pakaian kerja untuk Maxi, membantu memasangkan dasi dan jas untuknya dan menyuapinya sarapan kalau sarapannya nasi.
Anna tidak mengeluh akan hal itu. Ia justru menikmati peran barunya sebagai seorang kekasih. Maxi justru menganggapnya seorang istri dibanding kekasih. Setiap hari Maxi selalu memaksa Anna supaya berangkat kerja bersama tapi selalu ditolak olehnya. Anna selalu berangkat menggunakan taxi dan Maxi akan membuntuti Taxi itu sampai kekantornya.
Maxi berencana akan membeli sebuah mobil untuk Anna tapi Anna kembali menolak keras. Ia mengatakan tidak membutuhkan mobil saat ini. Ia ingin membelinya dengan uangnya sendiri.
Maxi benar-benar tidak bisa melawan prinsip Anna kalau menyangkut soal barang dan kepemilikan. Anna tidak mau menerima apapun dari Maxi sebelum mereka sah menjadi suami istri. Ia tidak mau orang-orang mengatakan ia wanita matre dan memanfaatkan Maxi.
Pagi ini Anna akan pergi meeting bersama Ara dengan perusahaan Blitza, lagi. Anna sebenarnya enggan bertemu dengan Steven, tapi apa boleh dikata. Ia harus karena ini pekerjaannya.
Maxi sempat komplain Ara akan mengajak Anna meeting diluar dengan Steven Blitza. Tapi ia juga tak bisa berbuat apa-apa karena ini masalah pekerjaan. Apalagi Ara belum mengetahui soal hubungannya dengan Anna.
Anna melarang Maxi memberitahukan soal hubungan mereka kepada Ara dan Rixi karena takut akan respon kedua adik Maxi. Anna tidak mau ia diperlakukan berbeda oleh bosnya hanya karena ia memiliki hubungan dengan Maxi. Maxi sempat menolak, tapi Anna tetap bersikeras dengan permintaannya sehingga membuat Maxi mengalah.
"Jam berapa meeting-nya, Sayang?" Tanya Maxi yang sekarang berdiri disamping meja kerja Anna.
"Jam setengah 10. Cuma sebentar kok, Sayang. Membicarakan masalah kontrak model baru aja kok." Jawab Anna lembut.
"Ya sudah. Kalau dia macam-macam katakan padaku." Ucap Maxi dingin. Anna tersenyum lalu ia mengulurkan tangannya mengelus lembut pipi Maxi.
"Dia nggak akan berani. Kan sudah ada Nona Ara disana bersamaku. Aku hanya mendampingi Nona Ara, Sayang." Ucapnya lembut.
"Ya sudah. Aku keruanganku dulu. Nanti kalau sudah selesai hubungi aku, hm?"
"Iya sayang." Ucap Anna. Maxi mengecup lembut kening Anna sebelum melangkah keruangannya.
Anna sudah terbiasa dengan perlakuan Maxi padanya. Ia bahagia dengan semua sikap hangat Maxi. Ia merasa ada yang kurang kalau Maxi tak sempat memberinya kecupan lembut dikeningnya.
Tok tok tok
"Nona, waktunya meeting dengan Blitza." Ucap Anna mengingatkan Ara keruangannya.
Ara mengangguk lalu bangun dari kursi kebesarannya. Mereka melangkah beriringan kearah mobil Ara.
"Apa kamu sudah ijin ke kak Maxi kalau kita meeting dengan Steven hari ini?" Tanya Ara menggoda Anna.
Anna tersentak mendengar godaan Ara kepadanya. Ia merasa kalau Ara sudah mengetahui perihal hubungannya dengan Maxi. Wajahnya tiba-tiba merona mendengar godaan seperti itu dari Ara.
"Ap-apa maksud Nona mengatakan itu? Saya ti-tidak harus mengatakan apa-apa kepada Tuan, Nona." Jawab Anna terbata dengan wajah merona. Ara menaikkan satu alisnya.
"Benarkah? Yaaah..berarti harapanku pupus ya? Padahal aku sudah senang kak Maxi menjalin hubungan denganmu. Ternyata cuma gosip toh. Padahal Mama akan menikahkan kakak lho, An. Kalau kamu bukan kekasihnya, berarti kakak akan dijodohkan dong." Ucap Ara pura-pura sendu memancing Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert POSSESIVE Sexy ICE KING
RomanceDia Sexy dimata semua wanita... Dia tampan walau tanpa senyuman.. Dia selalu kejam tapi menggairahkan.. Tapi...apa dia normal?? Dia yang selalu tampak dingin sekarang berubah lembut dan hangat padaku. Dia yang ditakuti banyak orang sekarang selalu m...