15.

184K 6.1K 40
                                    

Sore setelah meeting Maxi memutuskan pulang kembali ke Jakarta setelah menyelesaikan pekerjaannya di Jerman. Ia meminta Rixi untuk stay diJerman untuk memantau pekerjaan pembangunannya. Ia memberikan waktu Rixi untuk berlibur setelah perseteruannya tadi pagi bersama Emma.

Maxi sampai di Jakarta subuh menjelang pagi. Ia tak memberitahukan Anna soal kepulangannya. Ia pulang kerumahnya untuk beristirahat karena ia tak mau tubuhnya drop karena jet lag. Ia ingin mempersiapkan dirinya untuk melepas rindu bersama kekasihnya.

Maxi kekantor sekitar pukul 10 siang. Ia melangkah cepat karena tak sabar ingin menemui Anna, kekasihnya yang sangat ia rindukan. Ia masih menampilkan wajah dinginnya pada karyawan lain. Ia tak akan pernah merubah wajah dingin itu kecuali didepan sang kekasih.

Maxi tertegun melihat Anna yang sedang tertawa bersama laki-laki yang ia tahu adalah sahabatnya. Anna terlihat senang dan tertawa lepas saat bersama laki-laki itu. Kecemburuan Maxi yang melihat Anna tertawa bersama laki-laki lain seketika berkobar dalam hatinya.

"Apa kalian dibayar untuk bermesraan disini?" Tanya Maxi dingin menyentak Anna dan Nathan.

Anna dan Nathan seketika menunduk takut mendapati Maxi menatap tajam pada mereka.

"Ssselamat siang Tuan." Sapa Nathan gugup mendapati tatapan tajam Maxi padanya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Maxi dingin pada Nathan.

"Saya tadi dari ruangan Nona Araxi, Tuan." Jawab Nathan.

"Lalu kenapa masih disini? Ada urusan dengan kekasihmu?" Tanya Maxi dingin menyentak Anna dan Nathan.

Anna mendongak menganga menatap Maxi. Ia tak percaya Maxi mengatakan itu. Sedangkan Nathan semakin gelisah. Ia tahu kalau Maxi sedang cemburu.

"Ti-tidak Tuan. Saya permisi. An, gue pergi dulu." Ucap Nathan langsung  pergi melewati Maxi dengan kepala menunduk.

Maxi melangkah mendekati Anna sambil menatapnya tajam. Anna menunduk takut dengan tatapan Maxi. Tak berselang lama Maxi sudah berdiri didepan Anna.

"Angkat kepalamu." Perintah Maxi dingin.

Anna mengangkat kepalanya langsung menatap mata biru kekasihnya. Dada Anna tiba-tiba sesak saat menatap mata itu. Ia sangat merindukan tatapan lembut Maxi padanya. Mata Anna berkaca-kaca menahan luapan kerinduan dihatinya.

Maxi melihat Anna yang hampir menangis, tersentak kaget. Ia tak mau melihat air mata itu menetes dipipinya. Tapi ia masih diliputi kecemburuan dan egonya menguasai dirinya.

"Kenapa menangis? Kekasihmu itu menyakitimu?" Tanya Maxi dingin. Anna menggeleng dan membuat Maxi salah paham.

"Jadi dia kekasihmu?" Tanya Maxi kesal. Anna kembali menggeleng tegas.

"Apa yang dilakukannya disini? Kenapa kamu tidak berbicara sedangkan tadi kamu tertawa bersamanya?" Cerca Maxi.

"Ta-tadi dia hanya menyapa saya Tuan. Dan di-dia mencoba menghibur saya karena da-dari tadi saya dilihatnya murung." Jawab Anna terbata.

"Murung kenapa?" Tanya Maxi dingin.

Anna kembali menunduk. Ia ingin mengatakan kalau ia merindukan Maxi. Tapi ia tak berani, takut Maxi akan menertawakannya.

Maxi mengulurkan tangannya dan mengangkat dagu Anna agar kembali menatapnya.

"Kamu murung kenapa hm?" Tanya Maxi lembut. Anna tercekat mendengar ucapan lembut Maxi.

"Ak-aku merindukanmu." Jawab Anna pelan. Air matanya meluncur dengan tidak sopannya dipipinya.

Maxi tersenyum mendengar pengakuan Anna. Ia menghapus air mata dipipi Anna dan mengecup lembut mata Anna.

Pervert POSSESIVE Sexy ICE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang