Bab 2: Sembunyi dan Mencari

1.2K 20 0
                                    

Aku dikhianati. Maksudku, Bianca menipuku. Aku tahu itu di suatu pagi di hari Jumat. Teman-temanku sedang kasak-kusuk sendiri ketika aku datang. Saat olahraga bersama, aku baru tahu bahwa Kamga akan pindah. Sebagian hatiku merasa senang, karena akhirnya aku tidak akan terjerat dalam cintanya terus-menerus dan menunggu kepastian tak berujung.

Tapi, hatiku mencelus juga. Rasanya seperti menumpahkan endapan yang telah lama mengendap di dalam hatiku. Itu sungguh menyakitkan. Perasaanku campur aduk. Di pelajaran matematika, aku bahkan tidak bisa menyederhanakan (a+b) di pangkatkan dua yang gampangya seperti menjentikkan jari tanganmu. Setiap beberapa detik, aku menengok ke arahnya, berharapa agar aku bisa merekam, mengingat setiap detail wajahnya. Aku ingin pandanganku detik itu tersimpan menjadi sketsa abadi, seperti sketsa yang menggambarkan Rose DeWitt Bukater yang tetap utuh, tak peduli seberapa lama ia tenggelam di dasar laut. Seperti itu juga lah aku mencintainya...

Freya tahu-tahu mendekat ke arahku. Ia kemudian berkata,"Kemarin, aku lihat diary-nya Bianca loh. Disitu, Bianca nulis:'rasanya berat banget mesti ngelepasin Kamga. Rasanya kayak ada yang hilang dari atmosfer kelas, dari rongga hatiku.'"

Sejak saat itulah aku tahu bahwa Bianca membohongiku. Perasaanku terhadap-nya sama dengan perasaanku kepada Freya. Ini adalah persaingan cinta. Persaingan untuk merebut sebuah hati, dengan hati, dan dipilih oleh hati...

Aku, Kamu, Dia, dan KitaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin