"Lin, itu siapa? Itu Gerry bukan sih? Lah, itu cewek siapa?" tanya Tata sambil menunjuk laki-laki dan perempuan yang baru masuk cafe.
____________________________________Masih Author POV
Alin melihat ke arah yang Tata tunjuk. Alin kaget saat melihat objek didepannya. Di meja no.7 ada Gerry dan seorang cewek sedang memesan makanan dan setelah waiters itu pergi Gerry mencium tangan cewek itu!
"Gue kesana bentar." pamit Alin ke Tata dengan nada dingin sambil berdiri dan akan berjalan ke meja itu.
"Gausah. Lo disini aja duduk yang manis, gue mau nyamperin waiters itu dulu. Jangan kemana-mana!" cegah Tata sambil menunjuk waiters yang tadi mencatat pesanan Gerry dan cewek itu. Lalu Tata langsung mendekati waiters itu dan berbicara sebentar lalu masuk ke sebuah ruangan.Setelah 10 menit didalam ruangan itu, Tata keluar dengan senyum yang mengembang. Tata berjalan mendekati Alin lalu duduk di depannya.
"Ngomong apa aja lo tadi? Terus lo tadi ngapain masuk ke ruangan itu? Lama lagi!" omel Alin kepada Tata.
"Gue cuma pengen ngasih kenang-kenangan buat Gerry ama tuh cewek. Gerry alergi udangkan?" jelas Tata sembari bertanya.
"Iya, Gerry alergi udang. Kenapa emang? Jangan bilang kenang-kenangan yang lo maksud adalah makanan Gerry lo masukin udang?" tanya Alin dengan nada cemas.
"Emang iya. Gerry nanti makan udang terus tuh cewek makanannya gue bikin pesenannya super pedas. Biar mereka kapok! Udahlah biarin aja. Mumpung kita masih di Jerman, kita kerjain aja sekalian. Oh iya, nanti kalo makanannya udah dateng dan mereka udah mulai makan, lo samperin mereka terus lo ajak kenalan tuh cewek. Kita kerjain si Gerry abis-abisan." kata Tata dengan senyum liciknya.
"Gue ikutin rencana lo Ta. Terus lo ngapain?" tanya Alin.
"Gue-" omongan Tata terpotong karena makanannya sudah diantar.
"Selamat menikmati." kata waiters itu dengan tersenyum ramah.
"Terimakasih." sahut Alin dan Tata.
"Kita makan dulu baru kita jalanin rencana kita. Oke?" sambung Tata.
"Sip! Gue juga udah laper." jawab Alin sambil mengacungkan jempolnya."Lin, samperin noh si Gerry udah makan sesuap tuh orang. Keburu kumat alerginya. Cepet!" kata Tata sembari memperhatikan Gerry dan cewek itu.
"Oke. Lo tunggu sini bentar." sahut Alin.Di Rumah
"Yang tadi itu sumpah gue puas banget! Rencana lo emang selalu sempurna Ta!" kata Alin dengan tawanya.
"Iyalah! Gue gitu loh! Reaksinya si Gerry ama tuh cewek sumpah bikin ketawa hahaha.." sahut Tata dengan tertawa.Flashback On
Alin berjalan menuju meja Gerry dan cewek itu lalu duduk disamping cewek itu.
"Hay Gerry, apa kabar? Cewek baru ya? Udah di ajak jalan aja!" sapa Alin dengan senyumnya.
"Al...Al...Alin l..lo ng..ngapain di..sini?" tanya Gerry dengan nada gugup.
"Santai Ger! Gue cuma pengen kenalan sama cewek baru lo aja kok, nggak lebih. Hay, kenalin gue Alin. Lo siapa?" tanya Alin kepada cewek itu.
"Gue Dea, PACARNYA GERRY." sahut cewek yang ternyata bernama Dea itu dengan penuh penekanan.
"Oh lo pacarnya Gerry ya? Pacar ke berapa sih Ger? Kayaknya kita aja belum putus deh! Iya gak sih?" tanya Alin dengan nada menyindir.
Tata melihat dari mejanya hanya tersenyum saat melihat ekspresi Gerry dan Dea yang terlihat tegang. Itu hiburan tersendiri untuknya."Lin, nggak gitu. Ini... Ini tuh.. Itu... Itu dia bukan pacar gue kok!" sahut Gerry dengan wajah tegangnya.
Dea yang mendengar pernyataan Gerry langsung menampar Gerry sambil berkata "KITA PUTUS!" dan langsung pergi. Sedangkan Alin tersenyum lalu bertanya kepada Gerry.
"Lo belum jawab pertanyaan gue Ger! Dia cewek lo yang ke berapa? Jawab anjing!" kata Alin dengan nada marah.
"Dia..dia..itu..anu... Dia.. Ce..wek ke li...lima yang gu..gue paca..rin. Gue-" ucapan Gerry terpotong karena Alin bertepuk tangan
PROK PROK PROKLalu
BRUK
____________________________________Suara apa itu? Gimana kelanjutannya?
Baca terus ceritanya!
Masih kepanjangan?
Gak dapet feelnya? Maaf banget.Minta kritik dan saran guys!
Jangan lupa tinggalkan jejak guys! Voment please!!
Love,
K I K I
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl And Bad Boy
Teen FictionApa lagi yang lebih sakit dari penghianatan orang yang kau beri kepercayaan? Apalagi jika orang itu sangat kau sayangi, rasa kecewa itu seakan membunuhmu secara perlahan. Keluarga yang berantakan membuat Tata memilih lari menjauhi keluarganya. Apaka...