Kamar UGD kembali mendapat pasien. Seorang gadis cantik korban tabrak lari. Banyak dokter dan perawat yang silih berganti keluar masuk ruangan itu menandakan bahwa sosok yang sedang terbaring diranjang putih itu tidak sedang baik-baik saja.
Dua orang yang sedang berdiri didepan ruangan itu pun menanti dengan cemas.
Mereka sangat mencemaskan keadaan gadis yang sedang ditangani didalam ruangan itu.
Kemudian dokter pun keluar dan menghampiri mereka.
"Apa kalian saudara pasien?"
"Kami sahabatnya dok. Kenapa ya?" sahut Renata.
"Tolong panggilkan keluarganya segera. Kami kekurangan stok darah A. Apa diantara kalian ada yang bergolongan darah A?"
"Maaf dok saya O dan teman saya B."
"Oh yasudah. Tolong panggilkan keluarga pasien ya. Mungkin ada yang bergolongan darah A. Saya akan kembali mengecek keadaan pasien. Mari." pamit dokter dengan nametag Hari Radianto dan kembali masuk ke ruang UGD tempat dimana seorang gadis terbaring dengan semua alat penunjang kehidupan.
Rey pun menghela nafas kasar. Dia lelah. Dia langsung menelfon keluarga dari gadis itu.
'Elu dimana?' tanya Rey.
'Gue di London. Masih di kantor tapi. Kenapa?' jawab seseorang diseberang.
'Golongan darah elo apa?'
'Gue A. Kenapa?'
'Elo cepetan kesini, Key. Ada orang butuh darah lo. Gue share location oke. Bye!'Sambungan telfon pun diputus secara sepihak oleh Rey. Dia mengacak rambutnya frustasi.
Iya. Rey menelfon Key. Kembaran Kevin. Kakak gadis itu.
Benar. Gadis yang sedang terbaring didalam UGD itu tidak lain adalah Tata. Alita Jeslyn Diandra Geraldine.
Tak berselang lama, serombongan perawat kembali memasuki ruangan itu.
"Ada apa?" tanya Rey sambil memegang lengan salah satu perawat itu.
"Pasien kritis. Tekanan darahnya naik. HBnya turun. Pasien harus segera ditangani. Saya permisi." sahut perawat itu dengan keringat disekitar pelipisnya.
Tata, seru Rey lirih.
Ya Tuhan! Wake up, Ta! Wake up!! batin Renata.
25 menit kemudian....
Dokter dan perawat keluar dari ruangan Tata.
Rey dan Renata pun mencegat dokter yang menangani Tata.
"Gimana keadaan Tata dok?'
"Pasien berhasil melewati masa kritisnya. Tapi dia kekurangan darah. Dan sekarang, dia.................................................................................................................................................................................................. Koma."
Jawaban dokter itu seperti sambaran petir. Rey dan Renata shock di tempat. Mereka lemas. Renata hanya bisa menangis dalam dekapan Rey.
"Tata, Rey. Tata, hiks dia.... dia gimana? Hiks gue gamau dia kenapa-kenapa, Rey." ujar Renata sambil sesegukan.
"Psstt! Udah. Gue tau banget dia itu kuat. Dia pernah ngalamin hal yang lebih menyakitkan dari ini. Gue yakin dia bisa bertahan."
"Gue khawatir, Rey. Gue..... Gue.... Hiks"
"Udah, Ren. Udah. Lo percaya aja deh. Lebih baik sekarang elo berdoa yang terbaik buat Tata. Oke?"
Renata menganggukkan kepalanya lemah masih dengan air mata yang mengalir.
2 jam kemudian....
"Eh siapa yang butuh darah A, Rey?" tanya lelaki yang baru datang itu.
"Mendingan elo langsung masuk ke ruangan Dr. Hari Radianto. Dia udah nunggu elo..... Key,"
Benar. Lelaki yang baru datang adalah Key. Keyta Nicholas Revano Geraldine.
Key pun langsung menuju ruangan Dr. Hari sesuai petunjuk Rey.
Tok tok tok
"Masuk. Silakan duduk."
"Dok, darah saya A."
"Baik. Kamu keluarga pasien yang bernama Tata?"
"Hah? Saya emang punya adik namanya Tata. Tapi dia gak jadi pasien. Dia jenguk kembaran saya yang lagi koma, dok."
"Tata menjadi korban tabrak lari didepan Kilstaro Holding Company. Sekarang dia kekurangan darah dan dia koma. Dia masih di UGD."
"Jadi, Rey sama Renata tadi nungguin Tata?" tanya Key terbata-bata.
"Benar."
"Ambil darah saya dan tolong selamatkan adik saya. Saya rela bayar berapapun buat kesembuhan adik saya."
"Baik. Mari ikut saya untuk mengecek kesehatan Anda dan jika Anda dalam kondisi sehat, Anda dapat mendonorkan darah Anda untuk adik Anda."
Key pun menganggukkan kepalanya.
Setelah dicek, ternyata Key dalam kondisi sehat sehingga dia bisa mendonorkan darahnya untuk Tata.
Saat kembali ke ruang UGD, Key melihat Opa Sam dan bodyguardnya. Key pun menghampirinya.
"Opa kapan dateng?"
"Baru saja. Bagaimana keadaan Tata? Kamu bisa donorin darah kamu buat Tata?"
"Tata koma. Bisa, Opa. Semoga aja Tata cepet-cepet sadar. Oh iya, papa sama mama udah jenguk Kevin belum, Opa?"
"Mereka gak ada kabar. Mereka belum dateng. Kamu tungguin Tata, Opa pergi sebentar. Oke?"
"Iya Opa."
***
"Kenapa elo gak langsung mati sih, Ta?" batin wanita itu seraya berlalu.
###
BTW, yang di mulmed itu visualnya Rebecca Putri Arsyan
See you next chapter guys!
Love,
K I K I
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl And Bad Boy
Teen FictionApa lagi yang lebih sakit dari penghianatan orang yang kau beri kepercayaan? Apalagi jika orang itu sangat kau sayangi, rasa kecewa itu seakan membunuhmu secara perlahan. Keluarga yang berantakan membuat Tata memilih lari menjauhi keluarganya. Apaka...