41

1.1K 29 2
                                    

Mereka berbincang sebentar tak lama kemudian pintu terbuka lagi, "Hello boys, long time no see ya?"

Kevin dan Key menoleh ke arah pintu lalu melengos pelan, perempuan dengan setelan kerja yang tadinya duduk sekarang berdiri mendekati orang yang baru datang itu.

"Tugasku sudah selesai, oke?"

Orang itu mengangguk, "Uangnya sudah saya transfer. Urusan kita selesai." Katanya tegas, perempuan tadi mengangguk dan keluar dari ruangan itu.

Key melihat orang itu, tanpa menyapa, tanpa melukiskan senyum sedikitpun.

Dia, salah satu sumber kecewanya, saat ini ada di depannya.

Berjalan dengan langkah anggunnya menuju meja yang dia tempati sekarang.

Orang itu menampilkan senyum yang pernah membuatnya ikut tersenyum, namun sekarang, itu tak berlaku lagi.

Orang itu bukan lagi sosok yang dia harapkan ada disampingnya.

Tidak. Tidak lagi.

"Gimana kabar kalian?"

Key menghela nafasnya keras, lagi-lagi dadanya sesak, "Perfectly fine," jawabnya lugas.

Orang itu menoleh ke arah Kevin yang dari tadi tak menatapnya. Saat akan memanggil Kevin, Key menyelanya, "He's totally fine. Don't worry."

Dia menghela nafasnya, "I miss you so bad,"

"Stop acting like you were hurt. Stop playing victim, Ma. You are the one who leave without asking what we want. And what are you doing now? You acting like you never leave, like you never make a wound, like you-- ah ya, nggak usah bahas itu. Apa tujuan Mama kesini?"

Tatapannya berubah nanar, tak menyangka anaknya akan mengatakan ini.

"Mama nggak gitu nak, iya mama sibuk sama dunia mama sendiri. I'm really sorry, tapi tolong jangan kayak gini," katanya lirih sambil menundukkan kepalanya.

Kevin menatapnya enggan, "Saya kira, saya bakal dapet projek baru yang menjanjikan dari pertemuan kali ini. Nyatanya saya cuma buang-buang waktu."

Kevin bangkit berdiri, "I have to go now, I got no time for you. I should go."

Kevin sudah keluar, Key masih di dalam dan menatap mamanya lama.

"Saya gak komentar banyak, kalo mama emang sayang, tunjukin. Usaha ma, biar kita tau mama emang mama kita yang dulu. Saya tau manusia berubah. Usianya, karakternya, hobbynya, profesinya, dan hal lainnya. Saya harap mama tau harus apa. Sorry, saya harus pergi sekarang juga. See you when I see you."

Key bangkit dan berjalan keluar, meninggalkan mamanya yang menangis di dalam ruangan ini seorang diri.

Mamanya menatap pintu itu nanar, harusnya tidak seperti ini, pikirnya.

Marisa terus menangis menyesali keputusannya di masa lalu.

****

Keyta

Agak gak enak rasanya hari ini. Entah kenapa.

Ada pertemuan bisnis diluar kantor, yang harusnya make me feel happy, bukan malah cemas kayak sekarang.

Gue gak ada masalah, kantor juga aman. Gue, Tata dan Kevin juga menjalani hidup dengan baik selama ini.

Well, gue gak paham. Sampai akhirnya, suara itu terdengar lagi.

Suara dari orang yang udah jauh dari gue.
Orang yang udah ngecewain kami akhir-akhir ini.
Orang yang bikin gue mikir, "oh iya, bener kata orang, gak ada yang bener-bener tulus di dunia ini."

Bad Girl And Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang