36.2

1.2K 44 1
                                    

P.S. INI LANJUTAN 36.1 YAA

---------- BGBB----------

Tentang kita yang bisa berbagi tawa namun tak bisa berbagi rasa,
Aku minta maaf untuk itu,
Tidak ada harapan untuk kita,
Apapun yang terjadi, kita akan tetap menjadi kita.
Semoga kamu bisa menerimanya.

***

Pagi ini, Tata bangun dengan kepala yang sakit luar biasa. Hang over karena tingkahnya semalam sangat parah, apalagi sudah cukup lama dia tidak minum-minum lagi.

Tata sadar ini bukan kamarnya, dia menebak ini kamar seorang perempuan karena Tata melihat boneka besar dipojok kamar.

Tata mengedarkan pandangannya di kamar ini, rasa pusingnya semakin menjadi-jadi.

Tak lama kemudian, pintu kamar ini terbuka dan Raka masuk membawa sup yang masih panas dan air putih hangat.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka lagi. Kali ini seorang perempuan yang tidak Tata kenal masuk sambil membawa handuk dan paper bag --mungkin berisi pakaian.

Perempuan itu mengangsurkan paper bag dan handuk itu ke Tata, "Gue Randisya, sepupunya Raka. Lo cuci muka dulu deh, terus makan sup itu dulu. Nanti siang gue ajak keluar,"

Tata mengangguk sambil tersenyum tipis, "Makasih ya,"

"Urwell, Ta. Ga usah sungkan," Randisya menolehkan kepalanya ke Raka, "ayo keluar, Tata biar ganti baju dulu. Ta, gue sama Raka sarapan di dapur dulu ya. Lo disini aja, lo pasti masih pusing."

Tata mengangguk dan Randisya langsung menarik Raka keluar dari kamar yang ditempati Tata.

***

Beberapa jam kemudian Alin dan Vino sampai di apartemen Randisya dan langsung menemui Tata.

Tata menangis dalam dekapan Alin dan mengalirlah semua cerita tentang Arthur.

"Gue kesini tuh sebenernya karena akhir-akhir ini Arthur susah dihubungi, terus ada orang yang ngirim e-mail ke gue. Disana ada fotonya Arthur kissing sama cewek gatau siapa."

Tata mengambil nafas, "Terus kemarin tuh pagi-pagi jam setengah 2 ada email masuk lagi, ada fotonya Arthur sama cewek masuk ke hotel, dan kebetulan hotel itu deket sama tempat gua nginep, gue tanya ke resepsionisnya, katanya emang ada yang check in atas nama Arthur."

Tata menggelengkan kepalanya sambil tertawa lirih, "Gila, nggak nyangka gue, haha," Tata meremas selimut, "bisa-bisanya dia gitu, padahal seminggu yang lalu dia masih ngomong sayang, masih bilang kalo dia mau sama gue doang, haha gila, gila. Gak nyangka gue,"

Alin menepuk pundak Tata dua kali, "Kalo dia sayang, dia gak mungkin gitu. Udahlah, Ta, mungkin ini emang udah waktunya lo nglepasin Arthur. Bertahun-tahun lo bertahan buat dia, kalian sering putus nyambung, kalian juga LDR, dan sekarang Arthur juga bertingkah, apa lo nggak capek? Capek yang.... yang gimana ya, capek yang udah capek, ya capek aja gitu," Alin menatap Tata lama.

"Gue capek. Dia selalu dateng pergi seenaknya. Dia buat salah, terus minta maaf, terus berulah lagi, minta maaf lagi, gituuu terus sampe gue capek sendiri. Dan sekarang, dia juga udah sama cewek sini kan? Jadi ya..... gue mau nyerah aja sama hubungan ini, Lin. Gue capek. Mau berjuang lagi juga rasanya gak sanggup. Sayang sih, tapi kalo nyakitin terus gue juga males."

Bad Girl And Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang