Gadis kecil dengan rambut di kepang dua dan dress selutut mengendarai sepedanya yang berwarna merah muda, warna kesukaannya. Hari ini dia akan pergi ke rumah sahabatnya. Satu-satunya sahabatnya. Dia tak memiliki teman lagi selain sahabatnya tersebut karena memang tak ada anak seusianya di kompleks perumahannya. Mereka sudah bersahabat hampir tiga tahun. Dia menghentikan sepedanya tepat didepan gerbang rumah besar milik sahabatnya itu.
"Apinn...apinnn...," panggil gadis kecil itu sambil memegangi gerbang besi yang melindungi rumah tersebut.
Tak lama setelah gadis itu memanggil, seorang laki-laki kecil keluar dari rumah besar tersebut.
"Ada apa Acha kesini?" tanya laki-laki kecil itu dari teras rumahnya, tanpa berniat menghampiri gadis kecil itu ataupun membukakannya gerbang.
"Acha cuma pengen ajak Apin main sepeda."
"Apin nggak mau main sama Acha lagi, Acha main aja sana sama abang Acha. Acha pergi aja darisini, Apin nggak mau ketemu sama Acha lagi. Acha jangan pernah cari Apin lagi!" Setelah mengatakan itu, laki-laki kecil itu masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu rumahnya.
Gadis kecil itu menunduk. Apa kesalahannya hingga sahabatnya itu tega mengusirnya? Dia akan datang lagi besok, dan menanyakan kenapa Apin tidak mau main dengannya lagi.
Dengan perasaan sedih, gadis kecil itu kembali ke rumahnya dengan sepedanya.
×××
Keesokan harinya, gadis kecil yang berusia enam tahun tersebut kembali mendatangi rumah sahabatnya, karena ini hari Minggu, dia jadi bisa mengajak sahabatnya itu bermain sepuasnya. Tentunya dia akan menanyakan terlebih dahulu kenapa kemarin laki-laki kecil itu berbicara seperti itu.
Gadis kecil itu memarkirkan sepedanya di depan gerbang rumah sahabatnya itu. Tetapi rumah sahabatnya itu terlihat sepi dan pintu gerbangnya di gembok. Mobil hitam yang biasanya parkir di garasi juga tidak ada. Sepeda biru tua milik sahabatnya itu juga tak terlihat. Kemana sebenarnya sahabatnya itu? Apakah dia benar-benar marah kepadanya?
Dengan berat hati si gadis kecil itu kembali lagi ke rumahnya tentunya dengan perasaan sedih karena dua hari ini dia tidak bermain dengan sahabatnya.
"Acha kamu habis darimana sayang?" tanya bundanya yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya.
"Acha habis dari rumah Apin Bun, tapi rumahnya sepi. Acha jadi nggak bisa main sama dia."
Mendengar penuturan putrinya, sang bunda menghentikan aktivitasnya dan menghampiri putrinya kemudian berlutut untuk mensejajarkan posisinya dengan sang anak.
"Kamu nyari Apin? Kan Apin sudah pindah, Acha nggak tau?"
"Pindah? Pindah kemana?" tanya gadis kecil itu bingung.
Sang bunda menghela napas. "Dia pindah ke Jakarta. Acha beneran nggak tau?"
Gadis kecil itu menggeleng, "jadi Apin pindah? Nggak ngasi tau Acha?" Tanpa sadar, bulir-bulir bening jatuh dari kedua bola mata cantik gadis kecil itu.
Sang bunda mengusap air mata yang jatuh dari mata putrinya "Acha jangan nangis ya."
"Terus kalo nggak ada Apin, Acha mainnya sama siapa?"
"Acha bisa main sama bunda, ayah, atau Bang Dimas"
Gadis kecil itu memeluk sang bunda "bunda, Acha kapan lagi bisa ketemu Apin?"
"Suatu saat nanti pasti kamu akan ketemu sama Apin lagi sayang. Jangan nangis lagi ya," ucap bundanya menenangkan.
﹏﹏
Rania Anastasya gadis yang baru empat bulan menjadi siswi SMA Nusantara. Ia tidak menyangka bisa masuk SMA yang sangat ingin dia masuki ini.
Rania mendaftar sebagai anggota OSIS SMA Nusantara, dia menjalani latihan rutin setiap minggu demi bisa masuk organisasi itu, dia sangat senang berorganisasi, terutama osis, di SMP juga dia mengikuti osis, karena merasa nyaman dengan organisasi tersebut Rania mendaftar menjadi anggota osis lagi di SMA-nya.
Rania berusaha menjalankan perintah senior OSIS nya saat masa seleksi. Walaupun sedikit menyebalkan karena senior-senior OSIS banyak sekali maunya, Rania jadi kesal sendiri, tapi walau bagaimanapun dia harus menjalankan masa-masa seleksi dengan baik agar dia terpilih menjadi anggota OSIS.
﹏﹏
Barra Alvian, seorang ketua osis terpilih SMA Nusantara. Dia termasuk salah satu siswa populer disekolahnya. Bukan hanya karena dia seorang ketua osis. Tetapi juga karena dia memiliki wajah tampan yang membuat para gadis tak bisa menolak pesonanya. Dia juga terkenal ramah, disiplin, tegas, dan berkharisma. Dia diidolakan hampir seluruh gadis di SMA Nusantara. Mulai dari kelas duabelas hingga kelas sepuluh. Tetapi sayang, dia mempunyai seorang pacar yang tak lain adalah sekretaris OSIS, Prisil Anindhita. Seorang gadis berparas cantik dan mempesona, dia juga dikagumi banyak kaum adam. Pasangan yang sangat sempurna.
Tetapi, dibalik itu semua. Barra masih belum bisa melupakan masa kecilnya bersama gadis yang sampai sekarang masih menghantui pikirannya. Dimanakah dia sekarang?
◆ ◇ ◆
KAMU SEDANG MEMBACA
Barrania (Completed)
Teen FictionAda kalanya orang yang lama berpisah di pertemukan kembali dengan caranya masing-masing.