Seperti yang diperintahkan Prisil kemarin bahwa istirahat ini, dia harus ke ruang osis. Sebenarnya dia sungguh malas menggantikan Prisil menjadi sekretaris. Tapi, mau bagaimana lagi? Itu dare-nya dari Anita. Jika dia mengetahui dare-nya akan seperti itu, dia lebih baik dikatakan pengecut dengan memilih truth.
Rania berjalan pelan menyusuri koridor kelas dua belas untuk bisa sampai ke ruang osis.
Saat dia sampai di depan ruang osis. Dilihatnya pintu ruangan tersebut terbuka dan dia melihat Arga Darian—wakil ketua osis duduk di kursi yang terdapat didepan ruang osis.
"Hai kak," sapa Rania kepada Arga seraya menghampiri cowok itu.
"Ehhh... lo penggantinya Prisil itu ya?" tanya Arga melirik Rania.
Rania mengangguk.
"Duduk aja sini." Arga menepuk ruang kosong di kursi itu. Menyuruh Rania untuk duduk.
Rania mengangguk seraya tersenyum dan segera duduk disamping Arga dengan jarak sekitar sejengkal.
"Nama lo siapa?" tanya Arga kemudian, setelah Rania duduk sempurna di samping Arga.
"Rania kak," jawabnya seraya tersenyum.
"Lo betah ya senyum terus?" tanya Arga bermaksud bercanda.
Rania terkekeh. "Senyum kan ibadah kak," jawabnya santai.
"Tapi jangan setiap saat juga, ntar lo dikira gila lagi," ucapnya seraya tertawa kecil.
Rania yang melihat Arga tertawa tertular tawa Arga.
"Dari yang gue liat. Lo memang cocok jadi pengganti Prisil untuk sementara, gue juga nggak ngerti kenapa Prisil milih lo tanpa minta pertimbangan gue juga. Dia cuma ngasi tau Barra doang. Wajar sih, soalnya kan Barra ketos." Seperti ada nada kecewa dari ucapan Arga itu.
Rania tersenyum. "Gue juga nggak tau kenapa gue yang dipilih sama Kak Prisil. Padahal banyak yang lebih senior dari gue atau yang lebih bisa dari gue."
Arga tersenyum. "Itu berarti Prisil percaya sama lo."
Rania tersenyum.
"Eh Ran, lo udah dateng ternyata. Masuk deh Ran, lo juga Ga. Betah banget duduk disitu." Prisil tiba-tiba muncul di ambang pintu.
Rania tersenyum kemudian bangkit dari duduknya dan langsung mengikuti Prisil untuk masuk ke dalam ruangan itu. Begitupun dengan Arga.
Rania melihat Barra sudah berada di ruangan itu serta yang Rania ketahui Fai—bendahara osis juga disitu dengan beberapa seksi-seksi osis.
Rania duduk di salah satu bangku kosong disamping Prisil. Sepertinya, akan diadakan rapat terbatas.
"Jadi, gue ngumpulin pengurus inti disini buat umumin bahwa Prisil akan digantikan sementara oleh Rania," ucap Barra tegas. "Sil, lanjut," ucapnya pada Prisil.
Prisil mengangguk. "Iya, jadi gue udah dapet pengganti buat gantiin gue jadi sekretaris minggu depan, sehubungan dengan gue mau izin seminggu karena ada acara keluarga," ucapnya. "jadi, yang gantiin gue untuk jadi sekretaris adalah Rania. Mungkin dia memang anggota baru, tapi gue percaya dia bisa gantiin gue. Gue rasa dia udah pengalaman, soalnya waktu di SMP dia juga jadi sekretaris, jadi nggak ada yang perlu di khawatirin karena dia udah pengalaman jadi sekretris. Gue juga udah bilang ke Pak Wawan, pembina kita. Dan dia setuju sama gue, daripada Barra harus ngerjain pekerjaan gue, nanti dia kewalahan. Apalagi pekerjaan sekretaris sedang numpuk-numpuknya sekarang," terang Prisil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barrania (Completed)
Teen FictionAda kalanya orang yang lama berpisah di pertemukan kembali dengan caranya masing-masing.