31. Senior

5.9K 297 15
                                    

Terlepas dari kisah masa kecil itu, kita hanyalah sebatas senior dan junior yang berada di organisasi yang sama, tak lebih.

-Rania Anastasya.

🌼🌼🌼

Barra bangkit dari duduknya, ia berjalan meninggalkan taman belakang sekolah. Pikirannya di penuhi dengan Rania, Rania, dan Rania. Bagaimana ia bisa mengutarakan perasaannya jika seperti ini.

"Barra!"

Suara panggilan seseorang membuat Barra mendongakkan kepalanya.

"Diana? Lo ngapain di sini?" tanya Barra kepada gadis yang ada di hadapannya.

"Gue murid baru di sini," ucap Diana seraya tersenyum manis.

"Lo balik lagi ke sini?"

Diana mengangguk.

"Lo banyak berubah, Bar."

"Lo juga."

Mereka tertawa bersama. Tak sengaja, mata Barra melihat ke arah Rania yang sedang menghadapnya. Tak ada binar di mata Rania. Apa itu karenanya? Rasa bersalah kembali menghantamnya.

"Lo ketos ya di sini? hebat banget sih," ucap Diana yang membuat Barra mengalihkan pandangannya dari Rania yang kini sudah berlalu.

Barra hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Diana. "Lo kenapa balik lagi?"

"Mama mau balik ke sini, gue ngikut. Kangen sama tempat kelahiran gue." Gadis itu terkekeh.

"Terus papa lo?" tanya Barra.

"Dia di Jogja. Masih betah di sana katanya."

"Oh iya, Tante Dita apa kabar?" tanya Diana.

"Baik kok."

"Oh iya Na, gue ke kelas dulu. Bentar lagi bel."

Diana mengangguk.

"Lo kelas berapa?" tanya Barra kepada Diana.

"Gue kelas 11 IPS."

Barra mengangguk-angguk mengerti. "Yaudah, bye Na." Barra tersenyum lalu berlalu dari gadis itu.

Barra sebenarnya ingin menghampiri Rania. Tetapi, dia pikir Rania mungkin sedang tidak ingin di ganggu, jadi dia memilih untuk kembali ke kelasnya.

﹏﹏

"Eh anak osis!"

Suara panggilan itu membuat Rania menoleh. Dia mendapati Shirly berdiri tak jauh darinya sembari mengipas-ngipasi wajahnya dengan kipas yang dia bawa.

Shirly menghampiri Rania. Dia menatap Rania tajam.

"Semakin hari, kayaknya lo semakin deket sama Barra."

Rania memandang Shirly jengah. "Apa yang lo mau?"

"Lo suka sama Barra, 'kan?"

Rania menaikkan sebelah alisnya. "Maksud lo?"

Shirly memiringkan bibirnya, "Lo sadar nggak sih kalo hubungan lo sama Barra cuma sebatas senior dan junior."

Rania memejamkan matanya. Memang, hubungannya dengan Barra hanya sebatas senior dan junior, tak lebih. Dan dia sadar akan hal itu.

Barrania (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang