"Cha, ada temen kamu nyariin nih. Cepetan turun!" teriak Ratna dari lantai bawah.
Rania yang sedang asyik menonton video dari youtuber favoritnya jadi mem-pause video itu.
"Siapa bun?" tanya Rania sambil berteriak.
"Anita nih, nyariin kamu," balas bundanya dari bawah.
Mendengar nama teman dekatnya disebut oleh Ratna. Rania segera turun ke bawah. Ada apa kira-kira Anita ingin menemuinya?
"Mana Anita bun?" tanya Rania saat dia berpapasan dengan Ratna saat dia sudah sempurna berada di lantai satu.
"Di ruang tamu, kamu samperin sana!" perintah Ratna.
"Kenapa nggak bunda suruh langsung naik aja?"
"Udah bunda suruh, tapi dia nggak mau."
"Yaudah deh." Rania berjalan meninggalkan Ratna, menghampiri Anita yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Ta?" panggil Rania.
Anita menoleh dan mendapati Rania sudah duduk di sebelahnya.
"Ada apa lo ke sini?" tanya Rania sambil mengernyit.
"Maaf Ran gue nggak ngasi tau lo dulu."
"Iya nggak apa-apa. Ada apa sih sebenernya?"
"Lo masih nyimpen file tugas Geografi gue di flashdisk lo, kan Ran?" tanya Anita.
Rania mengagguk. "Kenapa emang Ta?"
Anita berdecak. "Lo nggak inget besok pelajaran geografi, dan kita harus ngumpulin print out tugas itu besok. Lo inget, kan?"
Rania menepuk jidatnya sendiri. "Astaga, gue lupa nge-print tugas itu. Tugas lo ada di flashdisk gue. Gue lupa buat kasi ke lo."
"Gue paham, lo sih terlalu sibuk jadi sekretaris pengganti."
"Yaudah deh, sekarang lo ikut ke kamar gue. Gue ambilin flashdisk-nya." Ajak Rania.
Rania bangkit dari duduknya. Anita ikut bangkit, dia mengikuti Rania menuju kamar cewek itu yang berada di lantai atas.
Setelah masuk ke dalan kamarnya, Rania membongkar tasnya dan mencari-cari tempat pensilnya. Biasanya dia menaruh flashdisk-nya disana. Setelah tempat pensilnya ketemu, dia membongkarnya, berharap menemukan benda kecil itu. Tetapi hasilnya nihil. Dimana dia meletakkan flashdisk-nya?
Rania membongkar tasnya, mengeluarkan semua buku dan barang-barang yang ada di dalam, tetapi benda kecil itu tak kunjung ia temukan.
"Ada Ran?" tanya Anita yang entah kapan sudah duduk di kasurnya.
Rania menggeleng. "Kok nggak ada sih?"
Rania beralih menuju meja belajarnya, tetapi dia tak kunjung menemukan benda itu.
"Coba deh lo inget-inget terakhir kali lo taruh flashdisk lo dimana," saran Anita cemas. Pasalnya jika flashdisk itu hilang, tugas IPS yang harus dikumpulkannya besok bagaimana? Rania enak. File tugas geografi cewek itu masih utuh di laptopnya.
Rania mengingat-ingat dimana terakhir ia meletakkan benda itu. Sampai ia tersadar. Dia menepuk jidatnya sendiri. Dia memang pikun.
"Gimana? Lo inget?" tanya Anita harap-harap cemas.
"Gue lupa. Flashdisk itu ada di Kak Barra," ucapnya menyengir.
Anita menghela napas lega, setidaknya ada harapan untuk bisa mengerjakan tugasnya.
"Gue telepon dia dulu deh." Rania berjalan menuju meja kecil yang berada di samping ranjang tempat tidurnya. Dia mengambil ponselnya yang tergeletak disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barrania (Completed)
Teen FictionAda kalanya orang yang lama berpisah di pertemukan kembali dengan caranya masing-masing.