Hari minggu adalah hari yang cocok untuk bermalas-malasan. Itu berlaku juga bagi Rania. Sekarang dia bermalas-malasan di kasurnya. Malas sekali rasanya untuk bangun sekedar makan atau mandi.
Teleponnya berdering. Rania menggerutu. Siapa sih yang berani mengganggu acara liburannya.
Rania mengambil ponselnya kasar.
"Hallo," buka Rania malas.
"Hallo Ran?"
Astaga, ini kan suara...Mata Rania langsung terbuka sempurna, dia memperbaiki posisinya menjadi duduk. "Kak Barra?"
Terdengar suara kekehan di seberang sana. "Jadi kan nanti?"
Astaga, Rania hampir saja lupa jika tak diingatkan kembali oleh Barra. Dia keasyikan tidur sih daritadi.
"Ehhh i-iya kak. Ntar jam berapa?"
"Lo bisanya jam berapa?"
Rania melihat jam di ponselnya. Masih jam 7.12.
"Jam 10 gimana kak? Biar nggak terlalu pagi."
"Okedeh, santai aja. Gue cuma mau ngomong sebentar doang sih. Sama ngajakin lo jalan-jalan bentar."
Jalan-jalan? Kemana Barra akan mengajaknya jalan-jalan.
"Kakak mau ajak gue jalan-jalan kemana?" tanya Rania penasaran.
"Ada deh nanti. Lo siap-siap aja dulu sekarang. Pasti lo belum mandi."
"Ih tau aja deh. Yaudah deh kak, gue tutup dulu. Bye."
Rania langsung menutup panggilan itu tanpa menunggu jawaban dari Barra.
Setelah itu, Dia langsung bergegas mencari handuk dan langsung menuju ke kamar mandi. Akan sangat memalukan dia bertemu Barra dengan keadaan belum mandi.
﹏﹏
Barra tak henti menyunggingkan senyumnya setelah ia bertelepon dengan Rania. Ia ingin cepat-cepat bertemu dengan gadis itu. Apakah Barra memiliki perasaan lebih kepada Rania? Dalam artian diluar hubungan sahabat kecilnya? Atau bisa dibilang, apakah Barra menyukai Rania sebagai seorang gadis? Jika benar begitu sejak kapan? Apakah karena hubungan sahabat kecil mereka atau Rania adalah Cinta pertama Barra? Ah, tak tahulah. Apakah terlalu cepat menyimpulkan bahwa Barra menyukai Rania? Tapi, Barra selalu memikirkan gadis itu sejak dulu, sejak mereka berpisah. Dia selalu ingat kenangan masa kecilnya bersama Acha dan sekarang mereka dipertemukan lagi. Bukan dengan nama Apin dan Acha yang huruf awal nama panggilan mereka sama, tetapi dengan nama Barra dan Rania yang jika dihubungkan akan sangat cocok menjadi Barrania.
Barra sudah bersiap-siap sejak sebelum ia menelepon Rania. Ia sangat bersemangat ingin cepat bertemu Rania. Mengingat besok dan seterusnya ia tak akan bekerja bersama Rania lagi karena Prisil sudah tiba di Indonesia sejak kemarin, dan akan masuk sekolah dan menjadi sekretaris aktif besok.
Barra sama sekali belum mengisi perutnya sejak bangun tidur sampai sekarang. Padahal, Dita sudah memanggil-manggilnya sejak tadi. Barra tak mau dicurigai oleh Dita. Pasti Dita akan bertanya macam-macam. Walaupun Dita sudah tahu tentang Acha, Barra yang memberitahunya. Barra menceritakan semuanya tentang Rania yang ternyata adalah Acha, tentang Prisil yang meyakini bahwa Rania adalah Acha dan sebagainya. Waktu itu Dita hanya berkata "Seharusnya kamu percaya sama Prisil dan cari tahu lagi." Tapi Barra hanya menjawab "Tapi kan sekarang aku udah tau, yaudah, selesai urusan."
Yah, kurang lebih seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barrania (Completed)
Teen FictionAda kalanya orang yang lama berpisah di pertemukan kembali dengan caranya masing-masing.