Rania duduk di sofa ruang keluarga. Menonton acara televisi favoritnya, acara musik.
"Acha, Tante Sarah mau dateng." Ratna yang baru keluar dari kamarnya langsung memberitahu Rania.
Rania mengernyit. Tante Sarah? Siapa dia?"Siapa bun?" tanya Rania polos.
"Astaga Rania. Kamu beneran nggak tau siapa Tante Sarah?" Ratna menghampiri putrinya itu dan duduk disebelahnya.
Rania menggeleng polos. Dia benar-benar tidak tahu. Rania berusaha mengingat.
Ratna menggeleng-gelengkan kepalanya seraya berdecak.
Rania tiba-tiba ingat. "Tante Sarah itu adiknya bunda?"
"Iya, tuh tau."
"Aku nggak pernah ketemu sih bun, makanya lupa."
"Kalian udah pernah ketemu dulu, waktu kamu masih kecil."
"Iya, masih kecil banget. Makanya aku lupa. Ngapain dia kesini bun?"
"Pengen ketemu katanya. Kita kan udah lama nggak ketemu."
Rania mengangguk.
"Kamu tahu anaknya Tante Sarah?"
Rania berdecak. "Mana aku tahu, aku kan nggak pernah ketemu sama dia."
"Anaknya cowok."
"Terus?" tanya Rania tak peduli dan lebih memilih menonton acara TV favoritnya.
"Umurnya setahun lebih tua dari kamu."
"Bodo amat bun," ucap Rania tak acuh.
"Ahh, kamu. Bunda mau ke kamar dulu. Nanti kalo bel bunyi, kamu langsung buka pintunya dan suruh dia masuk."
"Iyaiya."
Ratna berlalu, meninggalkan putrinya.
Acara musik favorit Rania sudah selesai. Rania bosan dengan acara TV lain. Akhirnya Rania memilih untuk mematikan televisi itu.
Ponsel Rania berbunyi, tanda ada notifikasi masuk.
Rania membuka ponselnya. Ternyata itu line dari Barra. Eh, Barra? Ada apa dia menge-chat Rania?
Rania membaca pop-up pesan di layar ponselnya.
Barra Alvian: Ran, udah lo copy file-nya ke flashdisk?
Ah iya, Rania lupa men-copy file itu ke flashdisk. Dia segera menuju kamarnya, mengabaikan pesan Barra tadi, dia hanya melihat pop-up nya saja, belum dibuka sempurna.
Dia dengan secepat kilat mengeluarkan laptopnya dari dalam tasnya, karena dia belum sama sekali membuka tasnya sejak pulang sekolah. Dia mengambil flashdisk-nya yang dia letakkan di tempat pensilnya.
Dia dengan segera mencari file yang baru tadi dia buat dan memindahkannya kedalam flashdisk.
Setelah semua selesai, dia kembali ke bawah. Dia ingat dia diberikan amanah oleh bundanya untuk membukakan pintu jika ada bel berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barrania (Completed)
Teen FictionAda kalanya orang yang lama berpisah di pertemukan kembali dengan caranya masing-masing.