26. Jatuh Cinta

6.2K 312 5
                                    

Rania sedang memperhatikan Barra dari kejauhan, memperhatikan Barra yang sedang memesan makanan. Rania sedang di kantin. Duduk berhadapan dengan Anita. Tetapi entah kenapa, makanannya jadi tidak menarik setelah seorang Barra Alvian memasuki kantin dengan cool-nya. Dulu mungkin Rania tak menyukai sifat Barra, tetapi sekarang entahlah mengapa dia mengagumi Barra. Ya, Rania mengagumi Barra.

"Ran?" tegur Anita yang melihat sahabatnya melamun sembari memerhatikan penjual mie ayam.

"Rania?" Anita melambaikan tangannya di depan wajah Rania, tetapi cewek itu tidak menggubrisnya sama sekali.
Anita mendengus, ia mengikuti arah pandang Rania, dan kemudian dia tersenyum jahil.

"Kak Barra!" panggil Anita lantang, sehingga beberapa penghuni yang ada di kantin menoleh ke arahnya, termasuk Rania. Sungguh memalukan.

Anita refleks menutup mulutnya. Barra yang memegang semangkuk mie ayam juga menoleh sembari mengernyit bingung. Barra segera menaruh mangkuk mie ayamnya di meja yang sudah dia pilih. Dia memandang lagi ke arah Anita, di hadapan cewek itu duduk juga Rania yang sedang memandanginya.

Apa? Rania memandanginya? Sungguh?

Barra mengalihkan pandangannya. Beberapa detik kemudian, ponsel yang ada di sakunya bergetar. Dia meraih ponselnya dan melihat pop-up pesan line-nya dan itu dari Anita.

Anita: Kak, daritadi lo diliatin terus sama Rania😂

Dia memastikan lagi jika dia tak salah membaca pesan.

Satu pesan masuk lagi.

Anita: Tadi makanya gue maluin diri gue dengan manggil nama lo:v coba deh lo ke sini. Makan di sini deh gapapa gue izinin.

Yah, mungkin tawaran Anita tak ada salahnya kan? Dia akhirnya memilih pindah ke meja Rania dan Anita yang tak jauh dari mejanya.

Rania menatap Barra bingung. "Ngapain lo duduk di sini? Bukannya lo tadi duduk di sana?" tanya Rania sembari menunjuk meja Barra yang tadi.

"Segitu perhatiannya lo sama gue sampe-sampe lo tau meja gue yang tadi?" goda Barra.

Hal itu berhasil membuat pipi Rania memerah.

Barra tersenyum melihat pipi Rania yang merona.

"Iya kak, daritadi lo di perhatiin terus sama Rania. Sampe-sampe makanannya di anggurin."

Rania melotot ke arah Anita. "Apaansih lo." Rania mencubit lengan Anita, sementara Anita hanya tertawa, senang menggoda sahabatnya itu. Rania membuang muka, malu.

Apa-apaan sih Anita?

Barra ikut tertawa bersama Anita.

"Kalian apa-apaan sih, pake ketawa segala."

"Makan makanan lo. Ntar keburu bel!" perintah Barra lembut.

Rania hanya bergumam lalu menyendok sedikit demi sedikit batagor yang ada di hadapannya.

"Lo lucu Ran kalo lagi malu." Ucap Barra yang membuat Rania tambah bersemu. Sejujurnya, sejak Barra duduk satu meja dengannya. Jantungnya berdetak tak karuan. Apa sebenarnya penyebabnya?

Barrania (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang