10. Chat

6.8K 385 3
                                    

Barra menunggu Rania didepan kelasnya, dia diperintahkan oleh Prisil. Prisil jadi seperti ibu Barra, apapun yang Prisil perintahkan harus dituruti oleh Barra. Menyebalkan memang, Barra juga mau saja diperintah oleh Prisil. Dia kan bisa menolak. Tak ada salahnya kan menolak?

Rania keluar dari kelasnya dan mendapati Barra duduk di kursi yang berada didepan kelasnya.

"Lo ngapain disitu?" tanya Rania.

"Nungguin lo."

"Kan lo nyuruh gue buat nunggu di parkiran. Kenapa jadi lo yang nunggu gue disini?"

"Mastiin aja, lo udah pulang apa belum."

Siswa-siswi yang berlalu-lalang di koridor kelas sepuluh memperhatikan mereka. Barra mengobrol dengan adik kelas? Bisa heboh sekolah.

Rania menatap sekelilingnya, banyak sekali yang memperhatikannya. Salah dia menerima ajakan Barra tadi.

"Jadi kan? Ayok." Barra bangkit dari duduknya.

"Kayaknya gue ngga jadi deh pulang sama lo," ucap Rania tiba-tiba 

Barra mengernyitkan alisnya. "Kenapa?"

"Lo nggak liat orang-orang pada ngeliatin kita?"

"Peduli amat, lo juga bukan siapa-siapa gue."

Rania mendengus. "Yaudah deh."

Barra berjalan mendahului Rania menuju tempat parkir.

Barra memberikan sebuah helm kepada Rania. Rania menerimanya dengan malas.

"Dipake helm-nya, jangan cuma diliatin!" nasihat Barra.

Rania memakai helm yang diberikan Barra  tadi, lalu naik ke atas motor Barra.

Barra melajukan motornya keluar halaman sekolah. Jam segini, jalanan masih padat karena jam pulang sekolah ditambah jam istirahat kantor.

"Rumah lo dimana?" tanya Barra dengan suara keras. Takut Rania tak bisa mendengarnya karena ramai dengan suara kendaraan.

"Perumahan Mentari Indah. Lo nganternya sampe depan perumahan aja, jangan masuk," balas Rania dengan suara kencang juga.

Barra mengangguk.

﹏﹏

Barra menepikan motornya tepat didepan pos jaga perumahan.

Rania turun dari motor Barra kemudian membuka helm-nya lalu memberikannya kepada Barra. 

"Makasi kak," ucap Rania.

Barra membuka kaca helm-nya.
"Sama-sama." Barra menerima helm tersebut.

"Gue boleh minta id line lo?" tanya Barra

"Lo kan punya nomer hp gue, lo bisa pake itu."

Barra mengangguk. "Yaudah deh, lo nggak usah canggung kalo sama gue. Biar kita lancar kerja bareng."

Barrania (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang