Rania duduk sendiri di bangkunya. Anita sejak dua menit lalu pergi ke kantin. Rania merasa sangat malas pergi ke kantin, toh juga dia sudah sarapan di rumah.
Merasa bosan karena tidak mengerjakan apa-apa. Dia mengambil laptopnya di dalam tas.
Tetapi, belum sempat dia menekan tombol power. Seseorang memanggilnya dari ambang pintu.
Dengan terpaksa, dia menutup laptopnya dan meletakkannya kembali di dalam tas. Dia menghampiri orang yang memanggilnya tadi dan bertanya, "ada apa?"
Orang itu menyampaikan bahwa dia ditunggu oleh Prisil di ruang osis dan dia diperintahkan membawa laptopnya. Ada apa lagi dia disuruh ke ruang osis. Apa hari ini dia mulai bekerja menjadi sekretaris? Kan Prisil masih disini.
Dengan langkah berat, ia kembali ke bangkunya. Mengeluarkan kembali laptopnya yang baru saja dia masukkan lalu segera berjalan menuju ruang osis.
Saat sampai didepan ruang osis. Dia mengetuk pintu ruangan yang setengah terbuka itu. Karena tak ada jawaban dari dalam, dia membuka pintu ruangan tersebut dan segera masuk ke dalam.
Benar saja, Prisil sudah berada disana, sambil memainkan laptopnya. Sendiri, tanpa Barra. Rania heran, biasanya mereka selalu bersama.
"Hai kak," sapa Rania.
Prisil mendongak dan tersenyum begitu mendapati Rania berada dihadapannya.
"Hai Ran, duduk sini." Prisil menggeser posisi duduknya. Agar Rania bisa duduk disampingnya.
Rania duduk disebelah Prisil "ada apa ya kak?" tanyanya.
"Gue cuma pengen, lo bantuin gue. Gue belum selesai ngetik data anggota osis tahun ini."
Rania tersenyum. "Yaudah gue bantu"
Prisil tersenyum. "Lo tolong bacain gue ya," ucapnya
Rania mengangguk, "oke."
Prisil menyerahkan setumpuk kertas pada Rania. Itu adalah data-data anggota OSIS tahun ini.
Rania membacakan data-data itu sedangkan Prisil mengetik apa yang dibacakan oleh Rania.
"Kayaknya sampe situ dulu deh Ran. Ntar gue lanjutin dirumah," ucap Prisil.
Rania mengangguk dan meletakkan kertas-kertas itu di atas meja.
"Ntar lo pulang sama siapa Ran?" tanya Prisil.
"Mungkin ntar gue pake angkot," jawab Rania.
Prisil mengangguk, kemudian dia mengeluarkan ponselnya dari saku roknya. Dia mengirimkan seseorang SMS.
"Lo boleh balik ke kelas." Prisil tersenyum kepada Rania.
Rania balik tersenyum. "Makasi kak."
Raniapun bangkit dari duduknya dan segera kembali ke kelasnya.
﹏﹏
Barra meraih ponselnya saat dia merasakan getaran pada saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barrania (Completed)
Teen FictionAda kalanya orang yang lama berpisah di pertemukan kembali dengan caranya masing-masing.