Ada yang bingung kenapa part sebelumnya gk ada?
Part sebelumnya kena private ya ☝
Yang udah follow coba di cek 😊
---
Jinnie POV
Semua saraf yang ada dalam tubuhku terasa mati. Ku coba menggerakkan kakiku namun terasa kaku.
"Akh!"
Ku coba untuk bangkit namun ini terasa menyakitkan.
"Jinnie-ah, kau sudah sadar? Syukurlah."
Terlihat disana ada Jiyoung oppa, Dara eonnie, Jimin, Jackson, dan juga Mina. Ku edarkan pandanganku pada semua orang yang tengah mengelilingi ranjang dimana aku tidur sekarang.
"Wae?" aku bertanya karena aku sungguh bingung dengan tatapan mereka.
Dan kenapa aku berada disini? Dimana ini?
"O-oppa. Kenapa ini?"
Ku lihat infus ditangan kiriku, rumah sakit? Bau ini sangat khas, karena aku sering keluar masuk rumah sakit sejak dulu.
"Kau harus istirahat Jinnie-ah."
Jiyoung oppa mendorong lembut bahuku untuk tetap tidur diranjang. Tunggu!
Yura!
Terakhir kali yang ku ingat adalah Park Yura datang ke rumah.
"Oppa aku takut. Hiks hiks."
Aku bangkit dan kupeluk Jiyoung oppa.
Aku sangat takut, terakhir kali yang kurasakan adalah perutku. Perutku terbentur sesuatu.
Terbentur? Ku usap perlahan perutku. Anakku!
"Oppa, bagaimana dengan anakku?"
Dia melepaskan pelukannya dan menatapku.
"Taera?"
Aku menggeleng.
"Anniyo, anak yang diperutku."
Mereka semua diam, hanya Jiyoung oppa yang berbicara sejak tadi.
"Jim."
Ku panggil Jimin, dia hanya tertunduk dan menggeleng.
"Dara eonnie."
Dara eonnie hanya diam, bahkan ia keluar dari kamarku.
"Jackson-ah."
Jackson juga menggeleng dan menepuk bahu Jiyoung oppa.
"Oppa!" Ku bentak Jiyoung oppa karena tak kunjung ku temukan jawaban dari semua orang disana.
"Sudah Jinnie-ah."
Dia kembali memelukku. Sudah? Selesai?
Yura brengsek!
Bedebah!
"Hiks hiks oppa! Park Yura membunuh anakku! Dia membunuhnya!"
Ku pukul dadanya untuk melampiaskan kekesalanku.
Dari ekspresi mereka aku tahu, aku tak bodoh. Yura telah membunuh anakku!
"Hiks hiks. Aku ingin membunuhnya! Aku ingin membunuhnya oppa! Hiks hiks."
KAMU SEDANG MEMBACA
Niga Hamyeon [Marriage Life] - KTH ✔
FanfictionCinta sejati layaknya kematian. Sejauh apapun kau berlari, sekuat apapun kau menolaknya, ia akan tetap menghampirimu. Dan kesalahan hanya sebagian kecil dari kehidupan. Layaknya daun kering yang jatuh dari dahannya. Kau harus tahu bahwa setiap detik...