"Papa Teyung kelja ya, Ma?"
Taera terus saja bertanya soal Taehyung, membuatku harus terus berbohong mengenai Papa-nya itu. Jujur sudah dua hari Taehyung tak mengabari bahkan menyambangiku dan Taera ke rumah Jiyoung oppa. Setidaknya dia harus bertanya mengenai kandunganku atau keadaan bayiku ini. Apa dia lupa kalau aku tengah hamil sekarang?
Dia lupa denganku?
Tidak, tidak. Taehyung sudah berjanji akan membuktikan semuanya. Aku percaya padanya, aku sudah berjanji akan selalu percaya padanya.
"Taela pakai klim dulu, hihihi."
Suara Taera membuatku segera bergegas dari dapur menuju ruang tengah. "Yak! Krim apa Taera?" tanyaku panik.
"Ini Mama," ucapnya menunjukkan sebuah krim di tangan.
Aku bernafas lega. Akhir-akhir ini aku menjadi sering sekali panik, padahal aku sendiri yang membelikan Taera krim itu. Dan aku memang lupa!
"Taera ganti baju sama daddy ya?" tanyaku sembari bolak-balik mengambil baju kotor berniat mencucinya.
Dasar anak itu! Taera sibuk bercanda dengan Jungkook tanpa memerdulikan ocehanku sejak tadi.
"Taela sekolah! Taela sekolah!" teriaknya hanya memakai handuk yang melilit tubuh kecilnya serta bandana di rambut.
Anakku terus saja bermain dan menolak jika Jungkook ingin memakaikannya baju. "Taera, mau sekolah atau tidak? Cepat pakai baju! Jangan membuat Mama marah pagi-pagi begini!"
Aku memarahi Taera, tapi justru Jungkook memarahiku karena terlalu keras pada Taera dan membuat anak itu menangis pagi-pagi begini. "Taera kalau mau nakal Mama titipin di sini selamanya. Mama pusing!" lanjutku mendapat omelan lagi dari Jungkook.
"Sudah noona, kasihan Taera."
Jungkook memakaikan baju sekolah pada anakku yang masih berlinang airmata. Ku hampiri mereka dan menyeka airmata Taera. Ups! Anakku menepisnya keras. Dia marah rupanya. Kalau marah begini, raut wajahnya menjadi sangat mirip dengan Taehyung.
Taera terlihat berlindung di belakang tubuh kekar Jungkook. Selalu saja seperti ini. "Taera, maafkan Mama sayang. Taera mau 'kan memaafkan Mama?" bujukku berjongkok menyejajarkan dengan tubuhnya.
Perutku sebenarnya tidak enak dibuat berjongkok seperti ini. Dia mengangguk namun masih dengan bibir yang seakan mau tumpah. "Sini peluk sayang," ucapku dengan merentangkan kedua tangan.
Dia menyambutku dengan begitu baik dan memelukku erat sembari bergumam, "Mama, Taela takut Mama malah-malah. Mama galak!" tuturnya polos membuatku terkekeh.
"Iya sayang, maafkan Mama ya?" tanyaku lagi dijawab anggukan olehnya.
Dia menatapku masih dengan mata sendu membuatku merasa bersalah telah memarahinya. "Jja, Taera berangkat sama daddy Kook ya? Tidak apa 'kan?"
"Em," jawabnya dibarengi anggukan mantap.
"Tapi..." lanjutnya.Aku terus memandang anakku, menunggu kelanjutan ucapannya yang tadi. "Tapi Taela besok mau sekolah sama Papa Teyung ya?"
Ku tundukkan kepalaku, membuang pandangan dari Taera. Aku tidak bisa menjawab apapun saat ini. Bahkan melihat wajah Taehyung saja rasanya sulit sekali.
"Jungkook, tolong jaga Taera. Dan terimakasih," ucapku pada makhluk besar di depanku.
Dia tumbuh dengan sangat baik. Tinggi dan berotot. Dia tersenyum padaku dengan manisnya. "Noona, aku ingin meminta ijin untuk pulang terlambat."
Aku mengernyitkan dahi. "Kemana? Membawa Taera?" tanyaku penasaran karena dia bilang ingin menunggu Taera sampai pulang sekolah.
"Tentu saja bersama anak ini. Ah, hanya mengunjungi teman lama. Dia sedang tidak enak badan," ucapnya dengan menggaruk kepala belakang yang aku yakin sama sekali tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niga Hamyeon [Marriage Life] - KTH ✔
FanfictionCinta sejati layaknya kematian. Sejauh apapun kau berlari, sekuat apapun kau menolaknya, ia akan tetap menghampirimu. Dan kesalahan hanya sebagian kecil dari kehidupan. Layaknya daun kering yang jatuh dari dahannya. Kau harus tahu bahwa setiap detik...