Dua orang gadis kecil tengah asik menulis, lebih tepatnya mencorat-coret kertas di dalam kelas hingga Taera mulai mengganggu Taya yang tengah serius menulis. Taya yang merasa bahunya ditarik oleh Taera, mengalihkan pandangan pada anak itu. Seakan sudah jengah dengan tingkah-tingkah Taera. Anak itu hanya mendengus kesal.
"Taya, kemalin baby di dalam pelut Mama Taela bunyi lho!" Pamer Taera pada teman sebangkunya itu.
Taya yang bingung hanya mengernyitkan dahi dengan binar mata polosnya. "Bunyi?"
Taera mengangguk-anggukkan kepala mantap. "Iya! Oweekk oweekkk. Tapi Papa tidak dengal, Taela dengal!" Tuturnya antusias.
Taya tersenyum mendengar cerita Taera, merasa bahwa adik Taera sangat lucu. Padahal itu hanya ada di angan mereka berdua saja, nyatanya adik Taera belum lahir. "Pasti adik Taera lucu," sahutnya.
"Iya lucu bisa buat gendong-gendong telus cubit-cubit. Tapi masih di dalam pelut!" Lanjut Taera.
Beberapa saat kemudian keduanya kembali larut dalam tulisannya. Sibuk menulis tugas yang diperintahkan oleh sang guru.
"Terus nama adik Taera siapa?" Tanya Taya lagi setelah selesai mengerjakan tugasnya.
Gadis kecil berambut pendek itu menatap Taera yang masih sibuk menulis di kertasnya. Sesaat kemudian Taera mengetuk-ketukkan pensilnya di dagu. Anak itu seakan sedang memikirkan nama yang cocok untuk adiknya.
Taera tersenyum kemudian menatap Taya dengan tatapan bahagia seperti ketika mendapatkan sebuah hadiah. "Kimchi! Namanya Kimchi!" Jawab Taera dengan nada penuh semangat.
Taya, gadis kecil itu mengangguk. "Ah Kimchi!" Sahutnya seakan nama tersebut adalah nama terindah yang Taera berikan kepada adiknya.
Taya melirik teman sebangkunya itu, kemudian ekor matanya mulai menelisik pekerjaan Taera. "Taera, nama Papa Taera Song Jong Ki ahjusshi?" Tanyanya setelah membaca tugas yang dikerjakan Kim Taera.
Taera menggeleng berirama.
"Bukan. Papa Taela Kim Teyung, telus daddy Jeon Jungkook. Tapi di sini suluh tulis nama Appa-nim. Taela bingung jadi tulis Song Jong Ki ahjusshi saja deh!" Sahutnya.
Taya memanyunkan bibir karena tidak setuju dengan perkataan sahabatnya. "Tapi tapi setahu Taya, Appa dan Papa itu sama saja 'kan?" Tuturnya masih dengan menatap Taera heran.
Tak
Taya meringis karena kepalanya mendapat pukulan sedikit keras dari Taera. "Beda! Kalau Appa tubuhnya besal belotot sepelti Song Jong Ki ahjusshi, tapi kalau Papa kecil tapi tapi pelut Papa buncit! Taela seling cubit!"
"Ih Taera, sakit!" Keluh Taya namun diacuhkan begitu saja oleh Kim Taera yang kembali asik dengan pensil warnanya.
Taya meminjam salah satu pensil warna milik Taera, namun direbut kembali oleh sang pemilik. Taya hanya mendengus kesal. "Papa Taera tampan ya?" Tanya Taya memuji Taehyung.
"Tidak tahu!"
Taya lagi-lagi hanya menopang dagu di atas meja, masih dengan mata yang fokus pada teman sebangkunya itu. Ia heran menatap Taera yang masih asik dengan pensil warnanya.
"Taya sering dimarahi eomma. Kalau Taera sering dimarahi Mama juga?"
"Iya, Mama malah telus telinga Taela ditalik! Huh!"
Taera menjawab dengan mengusap telinganya yang seakan tengah ditarik oleh Jinnie. Mendengar dua muridnya bersuara cukup keras, sang guru mulai mendekati keduanya dan memeriksa pekerjaan mereka.
"Taera, Taya. Sudah selesai menulisnya?" Tanya songsaenim pada keduanya.
Baik Taya maupun Taera hanya mengangguk kemudian menyerahkan hasil "pekerjaan" mereka itu pada sang guru. Wanita itu hanya mengernyit saat mendapatkan sesuatu yang aneh pada tulisan salah satu muridnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niga Hamyeon [Marriage Life] - KTH ✔
FanficCinta sejati layaknya kematian. Sejauh apapun kau berlari, sekuat apapun kau menolaknya, ia akan tetap menghampirimu. Dan kesalahan hanya sebagian kecil dari kehidupan. Layaknya daun kering yang jatuh dari dahannya. Kau harus tahu bahwa setiap detik...