Bug
"Aduh!"
Aku mengusap tulang keringku yang malang. Baru saja pulang, dia sudah menendang kakiku keras. Dasar singa betina hamil! Kekuatannya menjadi dua kali lebih besar sekarang. Dua kali? Ya, mungkin dia dibantu anak kami yang masih dalam kandungan. Aduh, ini sakit.Dia masih berkacak pinggang dan melotot di depanku. Ini kekerasan dalam rumah tangga!
"Kim Taehyung, jawab dengan jujur. Makanan apa yang kamu berikan pada Taera?"
Melihat ekspresinya... Dia menggemaskan. Rasanya aku ingin mencubit pipinya berkali-kali dan menguncinya di bawah tubuhku. Awas saja! Setelah ini habislah kau Kwon Jinnie! Sok galak!
"Yak! Bukannya menjawab, malah senyam-senyum!"
Aku bangkit dan menarik tangannya untuk ku genggam. "Sayang, kamu tidak merindukanku? Ayolah..." ucapku merayu.
Apa tidak lelah? Baru pulang sudah marah-marah!
"Kim Taehyung!"
"Iya, aku aku!" teriakku dengan mengacungkan tangan seperti murid yang tengah diabsen oleh gurunya.
Dia benar-benar seperti guru killer! Menyeramkan!
"Dasar anak gila!"
"Aduh! Ampun! Ampun sayang!"
Dia menarik daun telingaku keras. Dia menyiksaku. Eommaaaa!Dia melepaskan tarikannya pada daun telingaku setelah melihat anak kami yang baru saja beranjak dari kasurnya.
"Sayang, sudah bangun?" tanyanya pada Taera begitu lembut. Ini tidak adil! Taera disayang, aku ditendang. Huh!
"Mamaaaa!"
Mereka menikmati pelukan hangat dan waktu berdua. Sedangkan aku, hanya menatap mereka berdua dari arah pojok sofa. Hiks.
Mereka berdua duduk di karpet depan televisi karena anakku tengah asik menggambar hewan-hewan pada buku di meja sofa. Keduanya terlihat bertukar cerita. Sampai akhirnya...
"Taera selama Mama di rumah Grandma, Taera makan apa saja sama Papa?"
Pertanyaan Jinnie membuatku menelan ludah kasar. Semoga Taera mengingat permintaanku untuk tidak memberitahu Jinnie masalah...
"Taela makan es klim banyak."
Tamat.
Jinnie melototiku seakan matanya akan keluar. Aku menidurkan diri di sofa, lebih baik pura-pura tidur saja. Atau berpura-pura mati?
Terdengar mereka mulai berbicara banyak hal. Terserah. Aku merasa diabaikan sekarang.
"Tae."
Aku diam. Aku lelah dimarahi terus-terusan. "Tae, aku tidak akan memarahimu."
Aku segera membuka mata lebar-lebar dan terduduk di sebelah istriku. "Asal..."
"Asal?" tanyaku karena Jinnie menggantung kata-katanya.
Dia berbisik. "Bantu aku. Dan kali ini kita harus berhasil."
Jinnie membisikkan sesuatu. Ah, aku hampir lupa. Oke, akan aku lakukan dengan baik.
"Yak! Taera, jangan ganggu Papa!" keluhku saat Taera mulai ingin melepas topi putih yang aku pakai.
Dia merengek ingin aku melepaskan topi yang aku pakai. Matilah jika topi ini aku buka. "Buka saja Tae, apa susahnya!" ucap istriku sembari merapikan beberapa kertas yang berserakan milik Taera.
Taera benar-benar menyebalkan. Dia sengaja supaya Jinnie memarahiku. Dasar anak ini!
"Mama, lihat! Lambut Papa balu!" teriak Taera setelah berhasil membuka topi yang aku pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niga Hamyeon [Marriage Life] - KTH ✔
FanficCinta sejati layaknya kematian. Sejauh apapun kau berlari, sekuat apapun kau menolaknya, ia akan tetap menghampirimu. Dan kesalahan hanya sebagian kecil dari kehidupan. Layaknya daun kering yang jatuh dari dahannya. Kau harus tahu bahwa setiap detik...