42 - Irresistible Lips

6.4K 608 151
                                    



"Aduh! Sakit!"

Saat ini Jinnie tengah menjalani pengambilan darah dari lengannya. Tapi percayalah keluhan sakit tersebut bukan dari dirinya, melainkan sosok ayah dari anak yang tengah ia kandung.

Jinnie serta sang ibu terkekeh geli melihat ekspresi ketakutan Taehyung, padahal istrinya yang tengah diambil darahnya tapi pria itu yang meringis kesakitan. "Sayang, sudah selesai."

Taehyung mendongakkan kepala yang sebelumnya ia letakkan pada leher sang istri. Pria itu terlihat menghembuskan nafas lega dan mengusap dadanya. "Taehyung, ini tidak akan sesakit itu," ucap Nami menenangkan menantunya.

"Aku hanya tidak tega melihatnya, Ma."

Ketiganya kembali duduk berhadapan dengan sang dokter. "Hasil tes darahnya akan keluar tiga puluh menit lagi. Semoga hasilnya nyonya Kim tidak mengalami kondisi anemia ya. Karena anemia cukup berbahaya untuk seorang ibu hamil," tutur sang dokter sembari menulis beberapa resep.

Setelah memberikan resep tersebut, sang dokter kembali tersenyum penuh arti pada Jinnie. Ia sempat tersenyum kikuk melihat dokter wanita itu yang tersenyum penuh arti. "Apa ini merupakan kehamilan pertama untuk anda, nyonya?" tanya sang dokter pada Jinnie.

Jinnie menggeleng pelan. "Tidak, ini adalah kehamilan ketiga saya. Namun saya mengalami keguguran pada kehamilan kedua."

Terlihat sang dokter mengangguk mengerti atas perkataan Jinnie. "Begini nyonya. Hubungan intim pada ibu hamil muda memang tidak berbahaya. Tapi..."

Taehyung hanya menatap istri serta ibu mertuanya dari arah samping dengan bingung karena hanya dia satu-satunya orang yang tak mengerti akan situasi ini. (Jinnie, Nami serta sang dokter berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang).

"Desuga?" tanya Jinnie memastikan pada sang dokter. (Tapi)

"Anda pernah mengalami keguguran dan saya tidak menyarankan anda melakukan hubungan intim pada saat kehamilan muda anda yang ketiga ini. Saya sarankan tuan dan nyonya menunggu hingga usia kandungan tiga bulan."

Secara refleks Jinnie serta sang ibu menatap ke arah Taehyung. Namja itu hanya mengernyit heran ditatap seperti itu. "Wae? Perasaanku tidak enak," jawab Taehyung santai karena sudah pasti sang dokter tidak mengerti apa yang tengah ia katakan.

"Boleh saya menjelaskan pada suami saya terlebih dahulu, sensei?" (Sensei sebutan untuk guru dan dokter pada bahasa Jepang).

"Iya, silahkan nyonya."

"Begini Tae. Karena aku pernah mengalami keguguran sebelumnya, sensei menyarankan untuk tidak melakukan hubungan intim terlebih dahulu selama aku hamil."

"MWO?!"

"Jinnie, jelaskan dengan benar!" omel Nami pada anaknya.

"Iya, Ma. Jadi kita disarankan untuk tidak melakukan hubungan intim selama tiga bulan kehamilanku."

Taehyung menghentak-hentakkan kakinya kesal seperti anak pramuka. Bibirnya ia kerucutkan. "Kalau aku menginginkannya, bagaimana? Aku akan tetap melakukannya."

Jinnie memijit pelipisnya sendiri. "Taehyung! Kau ingin mencelakai anakmu sendiri eoh?!" tanyanya.

"Bukan begitu, sayang. Tapi..."

"Tanyakan pada songsaenim. Kalau aku tetap melakukannya bagaimana?" Perintah suaminya.

Jinnie memutar bolamatanya jengah dan tetap menuruti permintaan sang suami untuk bertanya pada dokter. Wanita itu sadar jika melawan Taehyung sama saja ia memukulkan tangannya ke sebongkah batu. Bagaimana rasanya? Rasa kesalnya mungkin hilang, tapi tergantikan oleh rasa sakit.

Niga Hamyeon [Marriage Life] - KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang