For You

4.8K 542 130
                                    

Awan gelap mulai menyelimuti langit cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Awan gelap mulai menyelimuti langit cerah. Aku menatapnya dari balik tirai ruangan ini. Begitu ingin aku menghirup udara di luar sana, entah kapan itu.

Senyumanku mulai merekah saat rengkuhan seseorang kurasakan begitu hangat. Aku begitu bodoh karena telah mencintainya, mencintai pria yang layaknya pelangi. Memberikan warna walaupun sesaat kemudian ia akan mulai pergi dan menghilang.

"Peluk aku!" Pintanya sesaat setelah aku membalikkan tubuh menghadapnya.

"Peluk aku!" Pintanya sesaat setelah aku membalikkan tubuh menghadapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senyuman itu selalu saja aku rindukan. Senyuman yang entah sampai kapan bisa aku miliki dan aku rekam baik-baik. Dengan langkah berat aku mulai mendekati tubuh itu. Aromanya begitu menyeruak memenuhi indera penciumanku.

Dekapannya begitu kuat memenuhi rongga dadaku. Sesak ku rasakan. Air mataku tumpah begitu saja saat merasakan tubuhnya kembali. "Aku merindukanmu oppa!" Tuturku.

Dia terkekeh di balik sana. "Aku di sini. Kau hanya perlu merindukanku sekejap lalu aku akan berada di sampingmu selamanya."

Kueratkan pelukan itu saat setelah ia mengatakan itu. Aku tahu itu hanya bualannya semata, tapi sudah sukses membuat detak jantungku begitu tak terkontrol.

Entah dari kapan kita memulai, dan kapan kita akan mengakhirinya.

Dari sebuah gantungan kelinci. Itu terdengar konyol!

Entah ini sebuah awal atau akhir, aku sendiripun tidak tahu. Karena aku hanya sibuk menyusuri tiap lekukan wajahnya dengan indera penglihatanku. Bagaimana mungkin jika aku mengecewakan pria sebaik dirinya?

Kupejamkan mata seiring penyatuan bibir kami. Kususuri tulang rahangnya yang begitu menonjol menggunakan jariku. Semakin dalam ciuman itu, semakin sesak kurasakan di dada.

Aku tidak bisa tinggal, dan aku juga tidak bisa pergi darinya. Apa yang harus aku lakukan?

Aku menyesali pertemuan kami kalau hanya akan menyakiti pria ini. Sosok pria yang bisa dikatakan sempurna bagiku.

Nafas kami mulai terengah setelah kami melepaskan pagutan masing-masing. Ia beranjak dan duduk di atas ranjang rumah sakit. Memainkan tirai putih di sana.

Niga Hamyeon [Marriage Life] - KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang