PART TUJUH - UNLESS WORDS

794 173 158
                                    

Apa tujuan hidupmu?
Ditemukan, atau berusaha untuk menemukan?
-The Fake Class Leader
*****


       BEL pulang sekolah berbunyi, Kanaya dan juga teman-temannya saat ini sedang membereskan peralatan tulis mereka ke dalam tas sekolah mereka masing-masing. Kanaya senang, hari ini Dio sudah kembali dari masa karantinanya dan mereka akan menghabiskan waktu bersama lagi seperti sebelum-sebelumnya. Entahlah, Kanaya memang merasa nyaman kalau bersama Dio hanya saja, cowok itu selama ini terlihat tidak pernah serius dengannya, dia mungkin perhatian dengan Kanaya, tapi Kanaya merasa perhatiannya itu hanya semata karena Kanaya adalah teman dekatnya dari kelas sepuluh dulu, maka dari itu Kanaya jadi takut kalau Dio hanya ingin mempermainkannya.

"Nay, ikut nongkrong gak ke kafe rainbow?" Tanya Vania, mereka biasanya memang selalu nongkrong di sana kalau ada waktu luang atau pulang sekolah.

Kanaya menggeleng, "enggak dulu deh, gue mau jalan." Tolak Kanaya.

"Ciye mau jalan sama siapa sih?" Goda Febby.

"Sama Dio." Gumam Kanaya sambil senyam-senyum.

"Seriusann? Dio udah balik dari karantina? Oh iya deh gue tadi liat dia juga di kantin sama temen-temennya." Kata Vanya.

Kanaya hanya mengangguk sebagai balasan. Selesai merapikan peralatan tulisnya, seseorang datang dari arah pintu masuk menuju ke meja tempatnya duduk.

"Udah beres?" Tanya Dio sembari membetulkan letak tali tas yang tersampir di bahu sebelah kanannya.

Kanaya mengangguk, "udah Kak." Katanya sembari tersenyum.

"Ya udah yuk!" Ajak Dio.

"Yuk," Kanaya menyampirkan tali tasnya ke kedua bahunya, "gue duluan ya guys?" Kata Kanaya sembari memberikan highfive pada kedua temannya.

"Iya hati-hati lo." Kata Vanya.

"Gua pinjem Kanayanya dulu ya?" Gurau Dio pada Vanya dan juga Febby.

"Iya ambil aja Ka, gak usah dibalikin juga gak apa-apa." Ceracau Febby disambut dengan tawa renyah Dio dan teman-temannya.

"Ya udah kalau gitu gua sama Kanaya pamit." Kata Dio sembari tersenyum sekilas pada Vanya dan Febby.

"Aduh iya kakak, ganteng banget sih bikin melting senyumnya." Gumam Febby, Vanya menyikutnya.

"Sstt, Nay, jangan lupa PJ!" Desis Vanya pada Kanaya saat gadis itu baru hendak melangkah, Kanaya hanya mencebik ke arahnya lalu berlalu.

"Aah, Kanaya beruntung banget sih ya bisa deket sama cowok-cowok kece di sekolah ini." Seloroh Febby pada Vanya.

"Halah jangan mimpi deh, muka kita sama muka Kanaya itu bagaikan planet pluto dan planet mars, jauh!" Racau Vanya, "udah yuk ah, gue udah kangen greenteanya kafe rainbow nih." Katanya sembari melangkahkan kaki keluar kelas.

Di sisi lain, Kanaya sekarang sudah ada di parkiran motor bersama dengan Dio. Seperti biasa, Kanaya selalu kaku acap kali Dio memintanya untuk naik ke atas motor sportnya karena biasanya Dio selalu mengarahkan kaca spion motornya ke arah wajah Kanaya, hal itu selalu membuat Kanaya sedikit risih tapi dia takut untuk memberitahu Dio mengenai kerisihannya itu, akhirnya dia hanya bisa diam sambil sesekali membuang wajahnya ke arah lain tiap Dio meliriknya lewat kaca spion.

The Fake Class LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang