-The Fake Class LeaderAuthor P.O.V
KANAYA berjalan mengendap-endap, persis seperti seorang yang hendak mencuri di siang hari bolong. Perlahan tapi pasti dia mulai berlari menyusuri koridor lantai satu hingga akhirnya dia sampai di belakang gedung sekolahnya. Hari ini, seperti yang sudah Kanaya rencanakan sebelumnya, dia ingin pergi ke Watson. Kanaya memang gemar mengoleksi nail polish, Kanaya suka mengoleksi berbagai warna-warna cantik dan lembut nail polish yang sering dibelinya di Watson, biasa juga dia membeli sunscreen atau masker untuk wajah, karena walaupun Kanaya termasuk tomboi dia masih peduli dengan penampilannya.
Kali ini Kanaya mengeluarkan ponselnya, mencoba untuk mengirimkan pesan pada teman-temannya di grup. Matanya melirik ke segala arah berusaha memastikan tidak ada yang melihatnya berada di sini.
GIRLS LINE GROUP
Amanda Kanaya : guys, gue udah di belakang
Febby : siap, gue lempar sekarang ya? Mumpung Bu Tri lagi ke kamar mandi
Amanda Kanaya : iya udah cepetan lama lu keburu ada yang liat nih
Widya : eh mau kemana lu Nay?
Amanda Kanaya : yah nanya lagi si bloon
Widya : eh iya lupa, semangat Nay!
Vania : Nay, tapi ini serius lo?
Amanda Kanaya : menurut lo? Gue udah capek capek turun ke sini bercanda gt?
Vania : nggak sih hehe ya udah gue sama febby udah di jendela nih, cepet mumpun anak-anak kelas lagi pada meleng nih
Kanaya memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku baju seragamnya ketika dua orang berteriak kecil ke arahnya. Kanaya mendongak ke atas dan mendapati Febby dan juga Vania kini telah berada di jendela lantai tiga sembari membawa tasnya. Kanaya memang sudah merencanakan semua ini dengan teman-temannya. Jadi, tadi sebelum keluar kelas, dia sudah lebih dahulu mengisi absen kemudian pura-pura ke toilet. Dan tanpa membawa tas. Kalau dia membawa tas tentu saja akan memancing perhatian siswa-siswa lain dan lebih parahnya guru BK atau guru yang hari ini piket.
Kanaya malas meminta surat izin dulu ke guru piket karena sudah pasti tidak diperbolehkan. Bagaimana tidak, Kanaya sudah sering melakukan itu, pura-pura sakit, ada urusan keluarga, dan sebagainya. Alasan sebenarnya adalah cewek itu sudah bosan berada di sekolah, dan dia ingin pulang. Makanya dia sering meminta surat izin pada guru piket. Dan jika saat ini dia meminta surat izin lagi, sudah pasti guru piket tidak akan memberikannya.
Yang penting adalah, tadi dia tidak absen saat pelajaran fisika, karena jika kebanyakan absen maka dia akan dapat poin dari Bu Jenab, karena guru itu paling tidak suka ada siswa yang bolos di pelajarannya, dan untuk dua pelajaran yang akan datang Kanaya tidak perlu khawatir karena Pak Deden, guru sejarah itu guru yang baik sementara Pak Tahri hari ini izin tidak masuk. Jadi Kanaya tidak perlu khawatir kalau bolos di hari ini.
"Nay, tangkep ya!" Pekik Febby dengan suara yang hampir menyerupai bisikan.
HOP! Kanaya menangkap tas ranselnya. Saat itu juga dia segera menggemblok tasnya setelah sebelumnya melambaikan tangannya pada Febby dan Vania untuk pamit pergi. Kanaya menoleh ke kanan-ke kiri, mencoba memastikan lagi kalau tidak ada orang yang melihatnya. Saat dirasa sudah aman dia segera berlari cepat menuju ke arah tembok pagar samping sekolah, satu-satunya pintu untuknya dapat keluar tanpa ketahuan oleh satpam yang berada di gerbang utama sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Class Leader
Teen Fiction[TAMAT] Dia itu pengganggu, pengacau, gue gak peduli seberapa pinter dia atau seberapa tenar dia di sekolah ini, bagi gue dia itu penghancur mood. - Kanaya. Gua gak tau kenapa gua selalu pengen ngancurin mood dia, seorang cewek berisik yang gak t...