"Gua tau lo sayang sama gua, tapi lo nya aja yang jaim buat ngakuin, ya kan?"
-The Fake Class Leader
*****KANAYA berdiri di dekat pohon palem tinggi di dekat kolam ikan besar sekolahnya, bersama Febby. Vania dan Widya sudah duluan pulang, tadinya Febby juga mau ikut pulang, tapi Kanaya melarangnya. Alasannya adalah karena dia ingin Febby menemaninya menunggu Zilan dan teman-temannya yang lain keluar dari area parkir. Sebenarnya Kanaya juga agak sedikit sungkan menerima penawaran Zilan di kantin barusan untuk bersama-sama dengannya pergi ke rumah sakit tempat di mana Alvaro berada, dia takut Zilan dan teman-temannya berbuat yang tidak-tidak. Namun, karena rasa penasarannya yang amat sangat terhadap keadaan Alvaro, mau tidak mau dia harus menghadapi konsekuensinya.
"Nay, lo serius mau pergi bareng sama cecunguk-cecunguknya Alvaro itu? Nanti kalau lo diapa-apain gimana? Siapa yang mau nolongin?" Sedari tadi Febby cemas memikirkan perihal Kanaya yang ingin pergi bersama dengan cowok-cowok itu. Walaupun sikap Febby cenderung cuek dan terlihat tidak peduli, sebenarnya dia lah sosok teman yang paling peduli dan memiliki rasa khawatir yang tinggi daripada teman-temannya yang lain.
Kanaya mendecakkan lidah, dengan malas dia menatap Febby, "iya Feb, tenang aja, lagian kalau mereka macem-macem gue tinggal teriak aja, atau lompat dari motor," jawab Kanaya enteng membuat Febby lantas menjitak kepalanya, "aw! Ko malah jitak sih?" Sungut Kanaya.
"Lo tuh kalo ngomong suka gak mikir, ya kali lo mau lompat dari motor, selamat dari mereka iya, mati juga iya lo!" Rutuk Febby.
Kanaya memberengut, "ya abisnya lo over protective banget tau gak sih, kayak abang gue." Sungut Kanaya.
Febby mencebik, "bukannya gitu, gue takutnya si Zilan ngebohongin lo tentang Alvaro ada di rumah sakit." Kata Febby.
Kanaya mengernyit, "ya gue juga mikirnya gitu sih, tapi mau gimana lagi, gue penasaran Alvaro di mana," jawab Kanaya, "lagian kalau emang mereka bohong gue laporin mereka ke Alvaro biar dimarahin sama dia nanti." Katanya lagi membuat Febby lantas menatapnya dengan tatapan jahilnya.
"Ciyeee sekarang udah mulai ngadu-ngadu ya sama Alvaro, udah berasa kayak pacaran beneran sama doi." Goda Febby sambil tersenyum jahil.
Kanaya segera membelalakan matanya, lalu dengan cepat ingin mencubit Febby, namun Febby tak kalah cepat dia segera menjauhkan tangannya dari jangkauan Kanaya, "lo tuh nyebelin banget sih Febb." Rutuk Kanaya, Febby hanya tertawa.
"Eh, itu si Zilan." Seru Febby ketika melihat sepeda motor besar milik Zilan dan kawan-kawannya telah keluar dari area parkiran dan kini sedang berjalan menuju ke arah mereka.
Kanaya ikut menoleh ke arah yang ditinjuk oleh Febby, "Nay, lo serius mau ikut mereka?" Cemas Febby lagi, "gue ikut aja deh ya?" Katanya lagi.
"Serius lo mau ikut? Ya udah deh bagus biar gue ada temennya." Kata Kanaya.
"Nay, ayo naik!" Seru Zilan ketika sepeda motor ketiga cowok itu sudah ada di dekat Kanaya berdiri.
"Eh, Lan, si Febby boleh ikut ga?" Tanya Kanaya.
"Lah? Ceweknya Alvaro kan lo, masa Febby ikut juga sih." Celetuk Alex membuat teman-temannya yang lain tertawa
"Iya, udah lo aja yang ikut, Nay, kesian nanti kalau si curut ikut, malah jadi nyamuk lagi nanti di sana gara-gara ngeliatin lo sama Al pacaran." Timpal Zilan sembari melirik jahil Febby.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Class Leader
Teen Fiction[TAMAT] Dia itu pengganggu, pengacau, gue gak peduli seberapa pinter dia atau seberapa tenar dia di sekolah ini, bagi gue dia itu penghancur mood. - Kanaya. Gua gak tau kenapa gua selalu pengen ngancurin mood dia, seorang cewek berisik yang gak t...