Mirror, mirror on the wall, who's the most beauty queen in this earth?
-The Fake Class Leader
*****"UNTUNG aja ada si Alvaro tauk, Nay, coba kalau enggak? Mungkin hari ini muka lo gak bakalan secerah ini, pasti ada ungu-ungunya gara-gara dipukulin tuh preman hahaha.." tawa yang berasal dari salah satu teman Kanaya bernama Widya pecah memenuhi seantero kantin.
"Iya Nay, eh tapi gak mungkin juga kali kalau tuh preman mukulin Kanaya, dia kan cewek." Timpal Vania.
"Iya sih, makanya Nay jadi orang tuh jangan kebo! Lo sih kebiasan 'PelOr' tau gak!" Sambung Febby.
"Apaan tuh, Febb? Pelor?" Tanya Vania bingung.
"Tempel molor!" Pekik Widya sembari tertawa lagi.
Kanaya sedang menceritakan tentang pengalamannya kemarin pada kelima temannya, mulai dari ketiduran di perpustakaan sampai diselamatin Alvaro dari pemungut sampah rasa preman. Namun bukannya prihatin, teman-temannya itu malah menertawakan kebodohannya itu, lagi-lagi Kanaya hanya bisa diam sambil mengumpat sebal dalam hati. Mestinya tadi dia tidak usah menceritakan pengalamannya itu pada teman-temannya kalau ujung-ujungnya dia juga yang ditertawakan.
"Gue sebel banget sama lo Feb, coba kalau lo gak ninggalin gue balik duluan, gue gak akan sesengsara kemarin kali!" Rutuk Kanaya pada Febby.
"Ih, kok jadi gue sih, Nay? Gue kan gak tau apa-apa, lagian salah lo sendiri pakek kelayapan segala keluar kelas, jadi gini kan." Balas Febby tak terima.
"Udah lah udah, yang udah berlalu biarlah berlalu, biarkan menjadi debu." Lerai Vania yang dibalas cibiran teman-temannya.
"Halah tau deh yang gak bisa mupon, apa-apa disambunginnya sama masa lalu, gimana mau mupon coba?" Cibir Widya.
"Eh udah dong jangan pada ngomongin masa lalu ah, bantuin gue kek gimana caranya bales dendam sama si alien satu itu." Ceracau Kanaya membuat keempat temannya menatap ke arahnya.
Kanaya memang sudah merencanakan untuk membalas perbuatan Alvaro yang kemarin, Kanaya sebal karena menurutnya Alvaro lah yang menyebabkan kesialan berturut-turut menimpanya kemarin. Maka dari itu, Kanaya meminta bantuan dari teman-temannya tentang bagaimana Kanaya bisa membalaskan dendam kusumatnya itu pada Alvaro.
"Udahlah, Nay, ini kan salah lo sendiri, lagian juga kan si Al udah nolongin lo, kan? Masa lo tega-teganya sih mau bales dendam sama dia?" Tukas Febby mencoba membujuk Kanaya agar membatalkan aksinya itu.
"Ih, jadi kalian gak mau jadi tim support gue nih? Ya udah kalau gitu gue aja deh yang bertindak sendiri." Kata Kanaya.
Bertepatan dengan itu, Kanaya melihat Alvaro baru saja masuk ke dalam kantin bersama dengan teman-temannya yang kebanyakan adalah dari kelas IPS, mungkin hanya satu orang yang berasal dari kelas MIA, yaitu Zilan. Kanaya juga heran kenapa Alvaro lebih memilih bergaul dengan anak-anak IPS yang memang terkenal nakal itu, bahkan Kanaya dan teman-temannya juga pernah memergoki Alvaro sedang merokok di warung dekat sekolah bersama anak-anak itu. Kanaya jadi semakin yakin kalau Alvaro memilih untuk menjadi ketua kelas hanya karena ingin mencari popularitas di kalangan para guru-guru saja, di dalam sekolah dia anak baik-baik, tapi di luar? He's being the most fake class leader, ever! Kanaya sangat benci dengan orang yang bersandiwara seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Class Leader
Teen Fiction[TAMAT] Dia itu pengganggu, pengacau, gue gak peduli seberapa pinter dia atau seberapa tenar dia di sekolah ini, bagi gue dia itu penghancur mood. - Kanaya. Gua gak tau kenapa gua selalu pengen ngancurin mood dia, seorang cewek berisik yang gak t...