Suka sih suka, tapi jangan kelewatan juga coy!
- The Fake Class Leader
******Kanaya P.O.V
"ALVARO!" Seruan cempreng dari seorang cewek menggema di seluruh ruangan. Gue memutar kedua bola mata gue ke atas begitu melihat siapa yang datang.
Yap, yang datang adalah Jihan. Gue udah feeling sih si Miss drama itu pasti akan datang nyusulin Alvaro secara kan dia cinta mati sams tuh alien. Ke mana-mana diintilin, kayak ketakutan tuh alien kambing dicomot orang. Gue pernah suka sama orang tapi gak gitu-gitu banget sih. Malah bikin risih kalau terlalu kelewatan gitu, kesannya cewek agresif banget. Si Alvaro aja kadang gue perhatiin suka risih sama dia. Tapi ya emang dasarnya si Miss dramanya aja yang gak peka.
"Alvaro, lo gak kenapa-napa kan? Tadi aku ke kelas kamu, kamunya gak ada. Kata Zilan kamu kena hukum gara-gara ketauan ngasih contekan ya? Astaga kamu gimana deh." kata Jihan lebay. Gue lihat si Alvaro cuma diam saja sambil meneruskan pekerjaannya, masih banyak buku buku yang berantakan karena sebagian pembaca di perpustakaan ini kadang tidak bertanggung jawab.
Gue tahu banget kalau si Jihan itu memang sudah naksir berat sama Alvaro dari kelas sepuluh. Yang gue tahu memang mereka dulunya sekelas waktu kelas X dan sekarang mereka tidak sekelas lagi. Sebenarnya sih, Jihan sudah sampai nangis darah buat minta Ayahnya untuk mindahin dia ke kelas Alvaro -yang juga kelas gue- tapi apa daya Ayahnya sudah terlambat memenuhi permintaannya yang satu itu karena terlalu sibuk mengurus urusan yang lainnya. Karena itu juga Jihan sampai rela tidak masuk sekolah sampai seminggu lebih tapi ujung-ujungnya, tidak merubah apapun.
"Serius gak kenapa-napa? Pasti tangannya pegel ya? Sini-sini gue pijitin." Ujar Jihan lagi seraya hendak menggapai tangan Alvaro. Oke, gue mulai jijik ngelihatnya.
"Apaan si, lebay banget." Kata Alavro sambil menjauhkan tangannya dari Jihan.
"Bfft.." gue menutup mulut gue begitu tiba-tiba aja gue keceplosan pingin ketawa. Bukannya apa-apa tapi waktu si Alavro nolak untuk dipijit oleh Jihan tadi, ekspresi kecewa Jihan memang lucu, makanya gue ketawa.
Jihan menoleh ke arah gue, dengan cepat gue langsung pura-pura membersihkan kaca jendela lagi, bukannya gue takut sama dia, tapi gue males kalau debat sama tuh cabe, gak akan ada selesainya.
Jihan itu ibarat bumerang, kalau diajak debat dengan dia pasti akan kalah, karena dia pintar membalikan pernyataan. Jihan itu bak putri di sekolah ini, semua orang harus tunduk dengannya, sikap Jihan yang seperti itu semata karena Ayahnya adalah ketua yayasan di sekolah Strada Nawan ini, makanya dia jadi suka bersikap semaunya dia. Sama persis kayak sikap abangnya, si Devin, anak kelas dua belas dan tak ayal adalah kakak kelas atau senior di sekolah ini. Tuh orang lumayan terkenal juga, bukan karena prestasi tapi karena kebiasaan buruknya yang suka memalak junior hanya untuk unjuk senioritas.
Mungkin bisa dibilang kalau anak-anak cewek di sekolah ini membenci dia karena sikapnya itu, dia hanya memiliki satu teman, yaitu Sela, tapi terkadang Sela juga suka bermuka dua, kadang dia suka menjelek-jelekkan Jihan kalau sedang ikut acara gosip dengan teman-teman sekelas. Alasan Sela mau berteman dengan Jihan adalah karena Jihan sangat royal, Jihan selalu memberikan apapun yang diminta Sela asalkan Sela tetap ingin menemaninya, parah banget kan? Gue gak tau persis sih ceritanya, cuma denger-denger aja dari temen-temen sekelas yang pernah dengar gosipan tentang Jihan dari Sela, selebihnya gue gak ngurusin sih.
Gue melihat Jihan mendekat ke arah gue dengan tatapan sinis, gue hanya bisa diam, menunggu apa yang akan dikatakannya pada guem, "Heh, Kanaya, semua itu gara-gara lo tau, bebeb gue jadi ikut dihukum juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Class Leader
Teen Fiction[TAMAT] Dia itu pengganggu, pengacau, gue gak peduli seberapa pinter dia atau seberapa tenar dia di sekolah ini, bagi gue dia itu penghancur mood. - Kanaya. Gua gak tau kenapa gua selalu pengen ngancurin mood dia, seorang cewek berisik yang gak t...