Aku tau aku memang tidak pantas buat kamu, tapi aku yakin kamu tidak keberatan kalau perasaan ini berharap untuk bisa memiliki.
-The Fake Class Leader
*****Author P.O.V
ALVARO menatapi layar ponselnya dengan tatapan datar namun kontradiksi. Pesan yang dikirimkan Kanaya dari lima menit yang lalu nampaknya belum bisa membuatnya berpaling dari layar ponselnya. Sepertinya Kanaya sudah benar-benar risih dengan keberadaannya. Tapi entah mengapa hatinya seolah malah semakin menggebu-gebu guna mendapatkan hati Kanaya. Mungkin dia termakan omongannya sendiri sewaktu dia bilang pada teman-temannya kalau dia akan bisa mendapatkan hati Kanaya tanpa membuat dirinya sendiri jadi jatuh cinta pada Kanaya. Nyatanya? Sekarang dia malah yang jatuh cinta duluan pada Kanaya.
Ya, mungkin memang benar kalau alasan utama dan tujuan Alvaro ingin dekat dengan Kanaya adalah karena dia merasa kalau hanya Kanaya lah satu-satunya cewek di sekolahnya yang dari awal sama sekali tidak meliriknya. Dia berbeda dari cewek-cewek lain di sekolah Strada Nawan ini yang sungguh tergila-gila dengan pesonanya yang merupakan Cassanova sekolah. Di saat semua cewek ingin bisa berada di posisi Kanaya, Kanaya malah bertolak belakang dengan itu. Dia sama sekali tidak tertarik dengan semua kelebihan dari Alvaro Adrian, sang Cassanova sekolah Strada Nawan.
"Kenapa, Al? Suntuk banget muka lo." Kata Alex, yang tiba-tiba mendatangi temannya itu yang sedari tadi memilih untuk duduk diam di atas sofa sementara teman-temannya yang lain heboh bermain game sepak bola di playstation milik Ridwan.
Karena tidak mendapat respon dari Alvaro, akhirnya Alex mencoba mengintip layar ponsel Alvaro yang masih menyala,
"Ya ilaahh, Kanaya? Yang ngerjain lo waktu itu? Hahaha kenapa sih, sekarang kayaknya lo ngegalauin tuh cewek mulu? Udahlah, lo tuh gak usah ngejar-ngejar dia mulu Al, masih banyak cewek lain yang lebih cantik yang mau ama lo." Kata Alex membuat teman-temannya yang lain, yang tadi sedang fokus bermain.
"Kenapa si Alvaro? Haha ngegalauin Kanaya? Jiahhh, katanya dulu lo yang bakal bikin dia suka, ehh sekarang malah dia sendiri yang doyan ama tuh nenek rombeng." Ledek Zilan pada Alvaro.
Setelah pulang sekolah tadi Alvaro memang diajak oleh teman-temannya untuk main ke rumah Ridwan terlebih dahulu. Karena merasa bosan, akhirnya Alvaro setuju dengan usulan dari teman-temannya itu.
"Ck, diem lo pada, bikin tambah mumet aja." Desis Alvaro sembari menjauhkan layar ponselnya dari pandangan Alex.
"Pokoknya mulai hari ini, besok dan seterusnya, lo gak usah jemput-jemput atau nganter gue balik sekolah lagi, kalo sampai lo jemput gue gak akan mau ngomong atau kenal sama lo lagi!" Ledek Alex mengikuti bacaan pesan dari Kanaya yang tadi sempat dia baca lewat layar ponsel Alvaro.
"Jiahahhaha.." sontak gelak tawa dari teman-temannya pun terdengar memenuhi ruangan besar itu, Alvaro yang melihatnya hanya bisa diam menggerutu dalam hati.
"Al, Kanaya itu doyan sama Dio, jadi udahlah ikhlasin aja, toh juga Dio udah gak sama Mila lagi." Kata Zilan.
"Ck, terserah lah, gua gak akan nyerah sampe tuh cewek bakal bilang sendiri dari mulutnya kalo dia suka sama gua." Tukas Alvaro membuat teman-temannya menggelengkan kepala mereka.
"Emang aneh nih orang, udah jelas-jelas banyak cewek yang ngantri buat jadi pacarnya, gampang tinggal milih aja salah satu, malah nyari yang susah, heran gua." Tutur Ridwan yang kemudian mulai fokus lagi dengan game di play stationnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Class Leader
Teen Fiction[TAMAT] Dia itu pengganggu, pengacau, gue gak peduli seberapa pinter dia atau seberapa tenar dia di sekolah ini, bagi gue dia itu penghancur mood. - Kanaya. Gua gak tau kenapa gua selalu pengen ngancurin mood dia, seorang cewek berisik yang gak t...