Apa yang dilihat mata memang kadang tidak sesuai dengan yang hati rasakan.
-The Fake Class Leader
*****Author P.O.V
ALVARO tetap menjalankan laju kendaraan ke arah yang ditujunya. Tidak peduli ceracauan Kanaya yang sedari tadi terdengar. Hatinya saat ini sedang kacau. Dan kalau sudah seperti ini Alvaro pasti tidak bisa berpikir panjang, dia sendiri juga tidak menyangka kalau dalam situasi seperti ini dia bisa membawa Kanaya masuk ke dalam masalahnya. Cewek itu jadi terlalu tahu banyak tentang hidupnya, bahkan sesuatu yang menurutnya terlalu memalukan seperti ini sekalipun. Alvaro tidak mengharapkan ini terjadi, dia tidak mau seorangpun tahu tentang masalah yang dihadapi keluarganya saat ini, dan Kanaya adalah orang yang pertama kali mengetahuinya.
"Al, sebenernya lo mau bawa gue ke mana sih?" Pertanyaan yang dari tadi keluar dari mulut Kanaya mulai terdengar lagi, namun Alvaro nampaknya masih enggan untuk merespon.
"Al kalo lo gak mau jawab, gue lompat nih dari mobil lo." Gertak Kanaya seraya ingin membuka slot kunci mobil Alvaro yang ada di pintu sebelahnya.
Melihat itu, Alvaro menoleh cepat, karena takut Kanaya akan benar-benar melakukan tindakan senekat itu, "eh jangan!" Larang Alvaro.
Mendengarnya, Kanaya tersenyum puas, sambil menyilangkan kedua tangannya ke dada dia menggerutu, "makanya jawab dong ini mau ke mana? Jangan-jangan lo mau nyulik gue lagi." Ceplos Kanaya.
"Udah lo diem aja bentar lagi juga sampe," desis Alvaro," gua gak bakal nyulik lo, lagian apa untungnya sih gua nyulik bocah ingusan kayak lo." Celetuk Alvaro lagi asal membuat kedua mata Kanaya refleks terbuka lebar, melotot.
"Apa lo bilang? Bocah ingusan?" Tanya Kanaya dengan nada menyeramkan.
"Iya, tapi cantik." Lanjut Alvaro, takut kena gaplok Kanaya kalau gak langsung memuji cewek itu setelah menghinanya.
Pipi Kanaya menjadi bersemu merah mendengarnya, Alvaro memang paling tahu cara menaklukan hati perempuan, terutama Kanaya. Ya, setidaknya Alvaro memang sudah memiliki trik tertentu supaya tidak jadi korban amukan Kanaya acap kali dia meledeknya, yaitu dengan melontarkan kata-kata mutiara. "Emang paling bisa lo ya." Tutur Kanaya dengan seculas senyum menghiasi wajah.
Alvaro ikut tersenyum melihatnya. Setidaknya di saat seperti ini masih ada orang yang bisa menenangkan pikirannya. Begitu pikirnya.
Beberapa menit kemudian, Alvaro menghentikan laju kendaraannya ketika melihat pedagang bunga di sisi jalan. Kanaya sempat mengernyit ketika melihat mata Alvaro tertuju ke arah itu, dan dia bertambah bingung ketika melihat Alvaro malah turun dari mobil dan berjalan menuju ke toko bunga itu. Karena penasaran, akhirnya Kanaya juga ikut turun dari mobil dan berjalan mendekati Alvaro.
"Al, lo mau ngapa.."
"Bunganya bagusan yang mana?" Alvaro menyodorkan sebuket bunga lily putih dan bunga mawar putih pada Kanaya.
Kanaya yang heran, dengan asal menunjuk bunga mawar putih yang ada di tangan kanan Alvaro, "yang ini." Kata Kanaya. Padahal sebenarnya dia tidak terlalu suka bunga.
"Pilihan bagus, dia emang suka bunga itu." Tukas Alvaro sembari menyerahkan buket bunga itu pada pedagang bunga. Dia? Dia siapa? Kanaya bertanya-tanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Class Leader
Teen Fiction[TAMAT] Dia itu pengganggu, pengacau, gue gak peduli seberapa pinter dia atau seberapa tenar dia di sekolah ini, bagi gue dia itu penghancur mood. - Kanaya. Gua gak tau kenapa gua selalu pengen ngancurin mood dia, seorang cewek berisik yang gak t...